Toba (ANTARA) - Daftar acara olahraga bertaraf dunia di Tanah Air semakin panjang melalui pelaksanaan Kejuaraan Dunia Jetski Aquabike 2023 pada 22-26 November di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, yang berjalan sangat sukses.

Kejuaraan balap jetski itu turut meramaikan rangkaian kegiatan olahraga dunia di Indonesia tahun ini seperti Piala Dunia FIFA U-17, balap reli, turnamen bulu tangkis, dan lainnya.

Balap jetski Aquabike sendiri baru debut di Indonesia tahun ini, dikenalkan melalui promotor H2O Racing yang secara resmi bekerja sama dengan pemerintah.

Bagi H2O Racing, Danau Toba menawarkan tantangan baru dalam ajang jetski kelas elit yang lebih dulu populer di Eropa sejak era 80-an tersebut. Toba memberikan pemandangan spektakuler yang tak pernah mereka temui selama pelaksanaan ajang Aquabike di berbagai negara.

Setelah jenuh dengan kawasan pesisir pantai atau danau dataran rendah, kini hadir Danau Toba yang menjadi arena resmi dengan karakter geografis yang lebih menantang.

Menurut Direktur H2O Raimondo Di San Germano, karakter Danau Toba yang berada di ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut, serta tingkat salinitas airnya yang berbeda, menjadi tantangan baru bagi 94 pembalap yang bersaing pada kejuaraan tersebut.

Elevasi Danau Toba berpengaruh pada kinerja mesin yang harus bekerja lebih keras, karena menipisnya kadar oksigen pada ketinggian tersebut. Otomatis, teknisi dari setiap tim peserta harus memutar otak untuk mencari setelan terbaik untuk mesin jetski mereka.

Selain itu, Danau Toba yang terbentuk akibat letusan gunung api super pada 74.000 tahun silam mempengaruhi salinitas air. Berdasarkan penjelasan Raimondo, sejumlah pembalap menyampaikan bahwa mereka merasakan hentakan dan hantaman air yang lebih keras saat melaju di atas Danau Toba.

Pria berkebangsaan Italia itu meyakinkan bahwa ungkapan tersebut bukan keluhan, melainkan respon bagaimana para pembalap merasakan pengalaman baru ketika berlaga di Toba. Keunikan geografis di Danau Toba adalah tantangan yang harus diatasi para pembalap dan tim untuk menyabet titel juara dari ajang yang digelar di empat kabupaten tersebut.

Ramai persaingan

Ajang bertajuk Kejuaraan Dunia Jetski Aquabike 2023 itu memainkan dua kategori utama yaitu balap ketahanan atau endurance, dan Grand Prix.

Kategori endurance menjadi yang paling lama dan memakan perhatian karena dimainkan pada tiga arena berbeda setiap harinya, masing-masing di Pantai Sinalsal, Kabupaten Karo pada 22 November, hari kedua di Pantai Tao Silalahi, Kabupaten Dairi pada 23 November, dan terakhir di Waterfront City Pangururan, Kabupaten Samosir pada 24 November.

Para 22 pembalap putra-putri dituntut memiliki kesiapan fisik, mental, dan teknis yang prima. Seluruh peserta ditempatkan di basecamp yang berada di Waterfront City Samosir, sehingga mereka harus berkendara melintasi Danau Toba untuk sampai ke arena di Karo dan Dairi setiap harinya.

Perjalanan dari basecamp di Samosir ke Karo dan Dairi memakan waktu sekitar 60 menit dengan jarak tempuh sekitar 30 Km, dan menjadi salah satu poin penilaian dalam balapan tersebut.

Setibanya di lokasi, mereka juga harus kembali melakukan dua kali sesi balapan sebagai penilaian utama dan menjadi juara seri yang dimainkan.

Setelah tiga hari dimainkan, akhirnya pembalap asal Prancis Jean Bruno Pastorello mengukuhkan dominasinya pada balap endurance dengan keluar sebagai juara dunia.

Bruno menyabet gelar tertinggi pada kategori balap ketahanan tersebut setelah mengoleksi sebanyak 154 poin yang merupakan akumulasi dari tiga seri balapan di Karo, Dairi, dan Samosir.

Dominasi Bruno terlihat sejak dua seri awal, dengan menjuarai seri endurance Karo dan Dairi dalam dua hari berturut-turut. Bruno hanya kalah pada seri endurance Samosir dan gagal hattrick.

Gelar juara dunia endurance yang ia raih, membuktikan kepiawaiannya dalam menaklukkan tantangan di Danau Toba.

Menurut Bruno, balapan di Danau Toba ternyata di luar dugaan karena kondisi medan yang tak sama seperti balapan di Eropa. Ia dituntut untuk bertahan dalam kondisi yang tak biasa ia mainkan.

Sinar matahari cukup terik, angin yang dingin, serta teknis mesin yang harus disetel ulang, menjadi pekerjaan rumah yang ia hadapi. Belum lagi warna persaingan dengan pembalap lainnya yang sangat kontras menambah motivasinya untuk tak pulang dari Indonesia dengan tangan kosong.

Usai pagelaran endurance, giliran kategori utama yaitu Grand Prix (GP) Danau Toba 2023 yang menjadi seri balapan terakhir tahun ini, sekaligus menjadi penentuan gelar juara dunia.

Meski hanya memainkan tujuh nomor perlombaan, yaitu Slalom Ski Ladies GP1, Slalom Ski Division GP1, Slalom Runabout GP1, Ski Ladies GP1, Ski Division GP1, Freestyle, dan Runabout GP1, namun aura persaingan begitu kental.

Para pembalap memperebutkan sebanyak 14 gelar juara, masing-masing tujuh untuk seri GP Danau Toba dan sisanya adalah titel juara dunia penutup musim balapan tahun ini.

Pembalap Prancis lainnya yaitu Francois Medori, menjadi salah satu juara dunia pada Kejuaraan Dunia Jetski Aquabike 2023 di Danau Toba. Medori begitu bangga dengan kemenangannya sebagai juara dunia nomor Runabout GP1 tahun ini, karena pada edisi tahun lalu hanya berakhir sebagai runner-up.

Danau Toba menjadi kenangan manis baginya karena untuk pertama kalinya ia berkunjung ke Indonesia, sekaligus debut sebagai juara dunia setelah berusaha dalam tiga tahun terakhir.

Medori turun pada nomor jetski tertinggi itu sejak 2021, dan menunjukkan perkembangan positif setiap tahunnya. Tahun ini menjadi puncak kejayaannya dan berkomitmen untuk mempertahankan gelarnya.

Toba memberi suntikan semangat bagi Medori. Meski hatinya gundah di tengah persaingan yang begitu ketat, ia bisa menyelesaikan balapan Runabout GP1 Toba dengan hasil yang memuaskan.

Gelar yang ia terima dari seri balapan danau vulkanik terbesar di dunia itu, ia persembahkan untuk putranya yang baru lahir pekan lalu.

Kebersamaan Medori dengan putranya yang lahir pada 16 November tak bertahan lama, karena ia berangkat ke Indonesia tiga hari kemudian. Namun dengan gelar juara dunia yang ia boyong, membuatnya kembali senang dan mempersembahkan kemenangan itu bagi buah hatinya.

Juga, ia sangat ingin membawa anaknya untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat keindahan Danau Toba pada seri Aquabike tahun depan, sembari bekerja keras mempertahankan gelarnya.


Baca juga: H2O sangat puas dengan pelaksanaan Aquabike Toba meski penuh tantangan
Baca juga: 30 peserta paralayang meriahkan ajang Aquabike Jetski
Baca juga: Aquabike 2023 bikin Toba kian melek sport tourism
Baca juga: Jessica rebut gelar juara dunia Ski Ladies GP1 di Toba

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023