Jurus baru untuk menyiasati kenaikan tersebut dengan menyiapkan sejumlah 152 titik dengan istilah `stock center` yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim untuk memenuhi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,"
Surabaya (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyediakan 152 titik untuk persiapan kebutuhan pangan sebagai upaya mengatasi lonjakan harga dalam rangka memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1434 Hijriah.

"Jurus baru untuk menyiasati kenaikan tersebut dengan menyiapkan sejumlah 152 titik dengan istilah `stock center` yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim untuk memenuhi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Ke-152 lokasi tersebut terdiri dari 76 titik di posisi "stock station" dan 76 "stock mobile" di tiap kabupaten dan kota di Jatim yang berkeliling ke kecamatan-kecamatan. Tujuannya untuk mendekatkan suplai barang ke pembeli langsung.

"Upaya tersebut dibuat untuk mendekatkan distributor langsung ke pembeli serta menekan harga bahan pokok yang naik. Tapi, aspek yang paling penting penentu harga stabil adalah kerja sama dengan Bulogmart yang memotong tata niaga bahan-bahan pokok," katanya.

Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu menjelaskan, nantinya di tiap kabupaten akan ditempatkan dua "stock center" yang keliling dan menetap di tengah-tengah masyarakat.

Sedangkan, untuk "stock mobile" akan keliling ke pelosok daerah menggunakan mobil siaran agar masyarakat mengetahui ada operasi pasar yang menjual bahan pokok dengan harga terjangkau.

Kendati sudah dilakukan operasi pasar, namun kenaikan bahan pokok masih terjadi. Seperti pada harga bumbu dan sayur yang mengalami kenaikan sebelum kenaikan bahan bakar minyak, karena memasuki musim hujan.

Menurut dia, kenaikan harga biasanya terjadi karena "panic buying" oleh konsumen, bukan karena ketersediaan barang yang habis. Untuk mengatasi ketidaksediaan barang maka Pemprov Jatim bekerja sama dengan distributor berupaya menstabilkan harga tersebut.

Dengan stabilnya harga bahan pokok, kata Pakde, Jatim berhasil menekan angka inflasi pada Juni lalu sebesar 0,68 persen lebih rendah dari inflasi nasional. Kemudian, inflasi di Jatim jauh lebih rendah dari inflasi Provinsi Banten sebesar 1,5 persen, Jawa Barat 1,5 persen, DKI Jakarta 0,93 persen dan DI Yogyakarta 0,84 persen.

"Langkah politis yang diambil, yaitu melalui kebijakan pemerintah harus mengintervensi terhadap mekanisme pasar guna menekan angka inflasi. Seperti kebijakan memangkas tata niaga barang untuk kesejahteraan masyarakat yang telah dilakukan. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan masyarakat menderita terutama masyarakat kecil," katanya.

Sementara itu, sebelum menerapkan program tersebut, Pemprov juga telah menerapkan Program Operasi Pasar Subsidi Biaya Angkut di seluruh wilayah Jatim yang berlangsung sejak 15 Juni hingga 18 Agustus 2013.

Tujuannya sama, yakni menjaga stabilitas harga dan menekan angka inflasi di Jatim dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak dan hari besar keagamaan nasional 2013 serta menekan pengeluaran masyarakat.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, ketersediaan bahan pokok seperti daging sapi pada Juni 2013 sebanyak 3,999 ton, daging ayam broiler 910 ton dan telur ayam ras 4.372 ton. Kemudian, untuk Gula 256.973,254 ton, serta kebutuhan gula di Jatim sekitar 50.000 ton per bulan.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013