Jakarta (ANTARA/JACX) – Penyebaran nyamuk Wolbachia untuk penanganan demam berdarah dengue (DBD) membuat masyarakat khawatir akan dampaknya.

Pro dan kontra terus dilayangkan masyarakat di media sosial. Salah satunya, sebuah unggahan di Facebook yang menyatakan bahwa nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia diklaim membawa virus yang membentuk genetik lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau biasa disebut LGBT.

Selain itu, dalam unggahan tersebut dijelaskan juga Wolbachia berasal dari lalat drosophila, yang akan membuat kerusakan genetik laki-laki menjadi feminim.

Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

“Penyebaran nyamuk wolbachia adalah misi bill gates sebagai bapak LGBT sedunia,utk membentuk genetik LGBT melalui nyamuk tsb,yg mana Wolbachia berasal dari lalat drosophila,manusia akan jd vektor mekanik penyebar kerusakan genetik laki2 feminim.

Mereka itu antek dajjal, kalau mereka bilang baik, padahal itu adalah buruk. Jngan mau di bodohi dengan mereka...emang mereka pikir siapa mereka.”

Namun, benarkah nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia membawa virus yang membentuk genetik LGBT?

 

Unggahan video hoaks yang menarasikan nyamuk wolbachia membawa virus LGBT. Faktanya, narasi video tidak sesuai dengan judul. (Facebook)
Penjelasan:

Dalam potongan video berdurasi dua menit tersebut, mantan Menteri Kesehatan Indonesia, Siti Fadilah, tidak ada narasi dengan klaim nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia diklaim membawa virus yang membentuk genetic LGBT.

Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad tergabung dalam riset Wolbachia selama lebih dari 10 tahun, memastikan tidak ada rekayasa genetik baik terhadap bakterinya maupun terhadap nyamuknya, dilansir dari Kompas.

Bakteri yang ditemukan dalam Aedes aegypti sama dengan bakteri yang ditemukan di tubuh Drosophila melanogaster, lalat buah sumber bakteri wolbachia diambil. Nyamuk yang diberi wolbachia itu secara genetik sama persis dengan nyamuk yang tidak punya wolbachia. Sehingga, wolbachia tidak mungkin mengubah kemampuan reproduksi manusia karena akan langsung mati ketika keluar dari sel hidupnya.

Selain itu, Dinkes DKI Jakarta memastikan gigitan nyamuk aedes aegypti dengan kandungan bakteri wolbachia tidak berbahaya bagi manusia dan ramah lingkungan. Hasil penelitian juga memperlihatkan bakteri wolbachia ini juga aman bagi serangga lainnnya.

"Tidak ada efek  berbahaya bagi manusia. Nyamuk aedes aegypti dengan wolbachia ini  aman untuk manusia dan ramah lingkungan," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, dilansir dari ANTARA.

Dengan demikian, klaim nyamuk Wolbachia membawa virus LGBT merupakan keliru.

Klaim: Nyamuk Wolbachia membawa virus LGBT

Rating: Hoaks

Cek fakta: Hoaks! Nyamuk Wolbachia akan menjadi pandemi kedua

Cek fakta: Benarkah, nyamuk Wolbachia sebabkan radang otak?

Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat untuk tak mudah percaya hoaks soal Wolbachia

Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2023