Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis Fadjar Hutomo mengatakan pengelolaan destinasi pariwisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng perlu mempertimbangkan dampak perubahan iklim dan cuaca, terutama saat kemunculan embun upas pada musim kemarau.

"Perlu dilakukan pengelolaan yang bijaksana untuk menjaga keberlanjutan Dieng agar fenomena embun es ini tetap dapat dinikmati, baik oleh generasi saat ini maupun generasi yang akan datang," katanya dalam seminar ilmiah cuaca dan iklim diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Dia mengingatkan bahwa tingkat kunjungan wisatawan bisa melonjak saat fenomena alam yang langka terjadi di kawasan di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah itu.

Meski membawa dampak positif bagi ekonomi kreatif, katanya, lonjakan wisatawan juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Ia mengatakan potensi embun upas atau embun es tersebut sebetulnya dapat mendorong pengembangan ekowisata yang berkelanjutan.

Baca juga: Fenomena embun upas muncul di kawasan Gunung Bromo Jatim

Hal itu termasuk pemberdayaan masyarakat lokal melalui kelompok sadar wisata dan desa-desa wisata, edukasi terkait dengan pentingnya kelestarian lingkungan serta pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan di Dieng.

"Suhu yang sangat dingin, bahkan di bawah 0 derajat atau minus, dan fenomena pembekuan air ini bisa menciptakan tantangan infrastruktur bangunan yang ada di daerah ini, baik jembatan, terowongan, maupun yang lainnya. Contohnya, jalan yang licin atau gangguan pada fasilitas umum," ujar dia.

Oleh sebab itu, Fadjar mendorong pemerintah daerah setempat untuk menetapkan standar infrastruktur dan aksesibilitas pariwisata di Dieng serta melakukan pengawasan terhadap standar tersebut.

Hal tersebut, kata dia, juga perlu diiringi dengan upaya peningkatan keamanan dan kenyamanan pengunjung destinasi wisata itu.

Selain itu, pemangku kepentingan di daerah setempat juga didorong untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan wisata Dieng sehingga diharapkan rata-rata pengeluaran wisatawan per perjalanan bisa ikut meningkat.

"Makanya harus didesain dari awal produk-produknya apa saja karena wisatawan datang ke sebuah destinasi tidak hanya ingin melihat apa yang ingin dilihat, tapi juga harus punya experience (pengalaman) dan sesuatu yang bisa dibawa pulang. Artinya ini perlu dirancang sedemikian rupa," kata Fadjar.

Baca juga: BMKG : Fenomena embun upas di Dieng berlangsung selama satu dasarian
Baca juga: Fenomena embun salju di kaki Gunung Semeru menarik wisatawan
Baca juga: Embun es Dieng yang menawan dan mengancam

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023