Perserikatan Bangsa-Bangsa (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres pada Senin (27/11) menekankan bahwa para pemimpin dunia yang menghadiri konferensi iklim COP28 pekan ini perlu menghentikan laju pemanasan global yang berbahaya sebelum "titik kritis" tercapai.

Sekjen PBB berbicara di hadapan para wartawan di Markas Besar PBB di New York setelah pada akhir pekan lalu menyaksikan sendiri bagaimana es di Antartika mencair dengan kecepatan yang "sangat mengejutkan," yakni tiga kali lebih cepat dibanding pada awal 1990-an.

COP28, yang merujuk pada sesi ke-28 Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, dijadwalkan digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, mulai 30 November hingga 12 Desember.

Data terbaru menunjukkan bahwa luas es laut di Kutub Selatan saat ini 1,5 juta kilometer persegi di bawah rata-rata untuk musim ini, setara dengan total kumulatif luas daratan Portugal, Spanyol, Prancis, dan Jerman.

"Apa yang terjadi di Antartika tidak bisa dibiarkan. Kita hidup di dunia yang saling terhubung. Mencairnya es laut berarti permukaan air laut juga naik. Dan itu secara langsung mengancam kehidupan dan penghidupan masyarakat pesisir di seluruh dunia," kata Guterres.

Dia mengatakan bahwa konsekuensi tersebut melebihi dampak banjir dan intrusi air laut terhadap sumber daya pangan dan air, memengaruhi keberlanjutan pulau-pulau kecil dan banyak kota pesisir di seluruh dunia.

"Pergerakan air di sekitar Antartika mendistribusikan panas, nutrisi, dan karbon ke seluruh dunia, membantu mengatur iklim dan pola cuaca regional," katanya.

"Namun, sistem itu melambat seiring bagian selatan Samudra (Antartika) menjadi lebih hangat dan tidak terlalu padat lagi. Perlambatan lebih lanjut, atau bahkan kemandekan total, akan menjadi bencana," ungkap Guterres.

Dia memperingatkan dengan tidak adanya pengurangan dalam hal ekstraksi bahan bakar fosil, "kita akan mengalami kenaikan suhu sebesar 3 derajat Celsius pada akhir abad ini."

"Jika kita terus seperti ini, dan saya sangat berharap itu tidak terjadi, lapisan es di Greenland dan Antartika Barat akan melewati titik kritis yang mematikan," katanya.

Siklus berbahaya tersebut ditandai dengan percepatan pemanasan karena berkurangnya es dan cuaca yang lebih ekstrem.

Di COP28, "para pemimpin harus mengakhiri siklus ini," ujar Guterres.

"Solusinya sudah sangat jelas. Para pemimpin harus bertindak untuk membatasi kenaikan suhu global di angka 1,5 derajat Celsius, melindungi masyarakat dari kekacauan iklim, dan mengakhiri era bahan bakar fosil," lanjutnya.

Hal itu hanya bisa dicapai dengan perjanjian global untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan sebanyak tiga kali lipat, meningkatkan efisiensi energi sebanyak dua kali lipat, dan akses ke energi bersih bagi semua orang per 2030, ujar Sekjen Guterres.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023