Sejauh ini ekspor komoditas dari Maluku masih melalui pelabuhan-pelabuhan besar, seperti Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.
Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku menyiapkan 20 ton komoditas laut dan pertanian untuk diekspor ke Narita, Jepang dalam rangka mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Maluku.

"Di bulan Desember, Maluku bisa menggunakan kargo kapasitas 20 ton, terbang dari Ambon ke Narita, Jepang dengan membawa tuna segar, kepiting, gurita, dan komoditas pertanian untuk mencukupi kapasitas 20 ton, serta ada satu ton untuk komplimen guna merelaksasi pelaku UMKM," ujar Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGPP) Maluku Hadi Basalamah dalam keterangan yang diterima, di Ambon, Rabu.

Hadi mengatakan hal itu tentunya memerlukan dorongan dan dukungan dari pihak-pihak terkait, agar proses persiapan hingga pengiriman yang dilakukan bisa berjalan dengan baik.

"Kami berharap balai karantina, bea cukai, dan perikanan bisa mempunyai komitmen yang kuat untuk membangun Maluku dan Maluku bisa bertahan dengan melakukan ekspor, sehingga biaya logistik yang lebih murah dan memperbaiki rantai distribusi," kata Hadi.

Tak hanya itu, seluruh kabupaten dan kota di Maluku diharapkan bisa berperan dengan sokongan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku.

Di samping itu, Hadi mengatakan Pemprov Maluku juga memastikan ekspor dari daerah itu bisa langsung menuju negara tujuan tanpa melalui pelabuhan kedua.

“Terkait konektivitas untuk mendorong ekspor, saat ini kami sudah bisa melakukan direct ekspor, artinya ekspor yang dilakukan tidak lagi harus dibuka Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di luar, jadi PEB dibuka di Maluku, sehingga tidak double handling," katanya pula.

Hadi mengatakan pemerintah saat ini tengah berupaya menambah jaringan melalui pelabuhan, maupun lewat jalur udara. Pasalnya sejauh ini ekspor komoditas dari Maluku masih melalui pelabuhan-pelabuhan besar, seperti Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.

Hal tersebut menyebabkan Provinsi Maluku hanya mendapat sedikit keuntungan dari hasil ekspor yang dilakukan.
Baca juga: BPS: Pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian timur tinggi dan impresif
Baca juga: Dispar Maluku sertifikasi standar bagi 38 pelaku ekraf musik

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023