Dubai (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menekankan peran penting aliansi negara pemilik hutan tropis yang terdiri atas Indonesia, Brazil, dan Kongo dalam upaya pengendalian perubahan iklim.

Di Paviliun Indonesia dalam ajang COP28 di Dubai, Kamis, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyampaikan bahwa aliansi negara pemilik hutan tropis berkomitmen menjaga kelestarian hutan guna mengekang perubahan iklim.

"Hari ini menandakan langkah maju dalam menjalin hubungan baik antara Indonesia, Brazil, dan Kongo, negara dengan pohon tropis terbanyak di dunia yang juga merupakan sesuatu yang sangat penting bagi dunia saat ini," katanya.

Selain menyediakan bahan pangan, hutan hujan tropis yang kaya keanekaragaman hayati juga menjalankan fungsi sebagai penyerap karbon, pengendali iklim, serta pencegah erosi dan banjir.

Oleh karena itu, Erick mengatakan, pemerintah Indonesia menjalankan pengelolaan hutan lestari serta berupaya menekan kejadian kebakaran hutan dan lahan untuk melestarikan hutan hujan tropis.

Menurut dia, pemerintah Indonesia berhasil menurunkan luas hutan dan lahan yang terbakar dari dari 1,6 juta hektare pada 2019 menjadi 2.960 ribu hektare pada 2020.

"Deforestasi berkurang 75 persen. Ini angka terendah sejak 1990," katanya.

Pemerintah Indonesia juga telah melakukan penanaman 270 juta lebih bibit mangrove di daerah pesisir guna memperbaiki ekosistem hutan mangrove.

Erick mengatakan bahwa Indonesia perlu berkolaborasi dengan Brazil dan Kongo untuk menjaga kelestarian hutan tropis.

"Saat G20 di Bali, Indonesia, Brazil, dan Kongo menandatangani pernyataan bersama untuk bekerja sama di bidang kehutanan. Kami optimistis negara lain akan mengikuti jejak ini," katanya.

Baca juga:
Luhut sampaikan proposal kerja sama trilateral hutan tropis ke Kongo
11 negara berhutan tropis bahas kehutanan sosial

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023