Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menggandeng Taman Nasional Gunung Merbabu melakukan perbaikan vegetasi dengan reboisasi wilayah yang rawan bencana dan minim vegetasi.

"Kami sedang mengecek rambu-rambu evakuasi, sekaligus mengecek tanaman bambu yang banyak tumbuh di wilayah ini. Jika dibutuhkan yang lebih kuat, kami akan menggantinya dengan tanaman kayu yang produktif," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang Alexander Gunawan dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Jumat.

Alexander mengatakan peristiwa banjir bandang di lereng Gunung Merbabu ini hendaknya menjadi pelajaran bersama, khususnya bagi daerah yang sebelumnya sering dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di pegunungan maupun perbukitan.

Baca juga: Banjir bandang landa dua desa di Kabupaten Semarang

Berkaca pada peristiwa banjir bandang yang juga menjadi dampak jangka panjang kejadian karhutla ini, BPBD Kabupaten Semarang mengajak seluruh unsur Forkopimda bersama segenap lapisan masyarakat untuk melakukan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Pasca-banjir bandang BPBD Kabupaten Semarang menggandeng warga masyarakat untuk melakukan langkah nyata, seperti normalisasi jalur air dan gorong-gorong untuk menghindari luapan air jika terjadi hujan deras sebagai antisipasi dan mitigasi jangka pendek," ujar Alexander.

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan peningkatan potensi cuaca ekstrem pada periode 25 November hingga 1 Desember 2023.

Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai provinsi dengan kejadian karhutla di pegunungan terbanyak, menurutnya, berpotensi mengalami hujan sedang-lebat pada 28 November - 1 Desember 2023.

Baca juga: KAI Semarang petakan 22 titik rawan bencana saat musim hujan
Baca juga: BMKG prakirakan hujan sedang hingga lebat masih landa Jateng

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023