Banyak sekali sektor IKM dan UKM, dan ini akan memberikan ruang cukup besar dari hadirnya bandar udara ini.
Kediri (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau persiapan operasional Bandara Internasional Dhoho di Kabupaten Kediri, yang direncanakan tidak lama lagi.

Gubernur mengemukakan keberadaan bandara ini tentunya bisa mendorong pergerakan baik  ekonomi, pendidikan, budaya hingga interaksi antarbangsa, sebab bandara ini disiapkan sebagai bandara internasional. Dengan runway atau panjang landasan pacu 3.300 meter x 45 meter, bandara ini mampu didarati pesawat terbesar B777-300ER.

"Ini kekuatan luar biasa untuk bisa membangun keseimbangan pertumbuhan pembangunan. Keseimbangan itulah yang sering saya sampaikan bahwa tidak bisa membangun suatu daerah dengan pendekatan simetris, maka harus dilakukan pendekatan asimetris, karena ada beberapa kebutuhan infrastruktur yang harus ditambahi baik fasilitas," katanya saat meninjau Bandara Dhoho Kediri di Kediri, Jumat.

Baca juga: Pertamina operasikan depot pengisian pesawat udara di Bandara Kediri

Ia mengatakan nantinya juga ada berbagai infrastruktur penunjang termasuk jalan tol Kediri-Tulungagung. Hal ini juga menjadi penguat bagi masyarakat untuk ikut memberikan daya dukung bagi bandara ini.

"Mungkin lembaga pendidikan sudah harus bersiap untuk lebih improve karena mungkin berbagai interaksi global internasional juga memberikan dukungan di wilayah pengembangan kualitas SDM di wilayah Kediri raya ini," kata dia.

Ia menambahkan sektor agro juga bisa dikembangkan misalnya agrobisnis di sekitar lereng Gunung Wilis (2.563 mdpl) itu keren sekali,termasuk kopi, kakao hingga produksi buah alpukat tanpa biji dari Kediri. Pasar dari buah alpukat ini cukup kuat baik di dalam negeri hingga luar negeri. Selain itu, buah nanas juga banyak.

"Banyak sekali sektor IKM dan UKM, dan ini akan memberikan ruang cukup besar dari hadirnya bandar udara ini," kata dia.

Baca juga: Medan dan Denpasar rute penerbangan favorit Natal dan tahun baru

Untuk itu, ia meminta agar hadirnya bandar udara ini bisa menjadi kekuatan untuk bisa memberikan ruang dan harapan baru terutama untuk milenial di sekitar Kediri raya.

"Pasti mereka akan memiliki ruang yang jauh lebih cepat lompatannya, jauh lebih tinggi, lebih luas. Artinya bahwa kekuatan yang dimiliki oleh seluruh SDM di Kediri raya dan mataraman akan bertemu di titik komprehensif dan memberikan harapan ke depan," kata dia.

Pihaknya juga mengapresiasi pembangunan bandara ini. Di tempat ini banyak ikonik yang ditambahkan, nuansa local wisdom juga kuat, seperti patung Airlangga, ada gambar Gunung Wilis, Gunung Klotok (536 mdpl) dan gambar lainnya.

Bandara Dhoho Kediri merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yang pembangunannya dilakukan oleh PT Gudang Garam melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama. 

Bandara ini memiliki landas pacu 3.300 x 60 meter, apron commercial 548 x 141 meter, apron VIP 221 x 97 meter, empat taxiway atau jalur perpindahan pesawat yang membentang sepanjang 306 meter x 32 meter dan 438 meter x 32 meter, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.

Baca juga: Wagub Emil pantau kesiapan operasional Bandara Kediri 

Pada sisi darat, bandara ini memiliki terminal penumpang seluas 18.224 meter persegi berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.

Dalam kunjungannya, Gubernur disambut oleh Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDI) Maksin Arisandi. Hadir pula Wali Kota Blitar Santoso, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Penjabat Wali Kota Kediri Zanariah dan tamu undangan lainnya.

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023