Washington (ANTARA News) - Menteri Keuangan China memperkirakan ekonomi negaranya tumbuh tujuh persen tahun ini, memunculkan pertanyaan apakah mereka bisa mencapai target resmi 7,5 persen yang ditetapkan empat bulan lalu.

"Kami perkirakan tingkat pertumbuhan PDB tahun ini adalah tujuh persen," kata Lou Jiwei kepada wartawan di sela-sela dialog strategis dan ekonomi tahunan antara China dan Amerika Serikat di Washington, Kamis.

"Tentu saja, itu tidak akan menjadi masalah besar bagi kami jika kami mencapai pertumbuhan tujuh persen atau 6,5 persen," ujarnya, seperti yang dikutip dari AFP.

Komentarnya disampaikan ketika pertumbuhan pusat kekuatan Asia itu -- ekonomi terbesar kedua di dunia -- menunjukkan tanda-tanda melambat dan dapat menunjukkan para pemimpinnya siap untuk menoleransi ekspansi yang jauh lebih lemah.

Target pertumbuhan resmi China 7,5 persen diumumkan di pertemuan parlemen Partai Komunis pada Maret. Target itu biasanya dinyatakan konservatif, sehingga secara reguler melampaui dalam praktiknya.

Tetapi komentar Lou datang saat kekhawatiran atas prospek pertumbuhan China meningkat menyusul sejumlah data lemah pada produksi dan ekspor.

China akan mengumumkan angka produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal kedua pada Senin pekan depan. Perkiraan median dalam survei 10 ekonom oleh AFP untuk pertumbuhan PDB adalah sebesar 7,5 persen.

"Sedangkan untuk semester pertama tahun ini, angka ini akan dirilis dalam beberapa hari kemudian dan kami kira itu akan sedikit lebih rendah dari 7,7 persen tetapi tidak jauh dari itu," kata Lou.

Ia berbicara setelah Perdana Menteri Li Keqiang mengindikasikan pemerintah mungkin mengambil langkah-langkah untuk mendukung perekonomian, karena ia dilaporkan telah menekankan pentingnya menstabilkan pertumbuhan dan mencegah tergelincir di bawah "batas lebih rendah".

Ekonomi China tumbuh 7,8 persen pada 2012, merupakan kinerja terburuk dalam 13 tahun. Meskipun optimis bahwa tahun ini akan lebih baik, pertumbuhan kuartal pertama melambat menjadi 7,7 persen.

Para pemimpin China telah menyatakan mereka ingin menghentikan ketergantungan negaranya pada ekspor dan investasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, dan membuat permintaan domestik sebagai motor penggerak utama dalam upaya membantu konsumen menikmati buah dari ekspansi kuat dalam beberapa dekade terakhir.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013