Kami harus mengkaji secara jernih. Kepentingan nasional pasti akan diutamakan yang tentu dengan memperhitungkan Pertamina, termasuk masa transisinya, sehingga ke depan Mahakam kita yang kelola,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan ke depan Blok Mahakam di Kalimantan Timur yang habis masa konsesinya dengan Total E&P Indonesie pada 2017, akan dikelola sendiri.

"Kami harus mengkaji secara jernih. Kepentingan nasional pasti akan diutamakan yang tentu dengan memperhitungkan Pertamina, termasuk masa transisinya, sehingga ke depan Mahakam kita yang kelola," katanya usai buka puasa bersama dengan pemangku kepentingan sektor ESDM di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, saat ini, pemerintah masih mengkaji kelanjutan pengelolaan Blok Mahakam.

"Nanti kita lihatlah, masih ada tahun ini dan tahun 2014," katanya.

Jero mengakui, dirinya telah bertemu Wakil Presiden Senior Total E&P Asia Pacific, induk Total E&P Indonesie, Jean-Marie Gullermo yang menanyakan kepastian kelanjutan Mahakam pada Rabu (10/7).

"Saya bilang kepada mereka tunggu saja, sedang kami evaluasi," katanya.

Dalam pertemuan dengan Wacik, Gullermo menawarkan 30 persen saham Mahakam kepada PT Pertamina (Persero) pasca-2017.

Saham itu ditawarkan dalam masa transisi selama lima tahun (2017--2022).

Sementara, Dirut Pertamina Karen Agustiawan menyerahkan sepenuhnya besaran porsi saham Blok Mahakam pasca-2017 kepada pemerintah.

"Kalau terkait saham, Pertamina tidak mau berdebat. Itu tergantung pemerintah," katanya.

Namun, lanjutnya, pihaknya tidak keberatan dengan masa transisi lima tahun pasca 2017.

"Selama itu memberikan manfaat pengetahuan bagi Pertamina, itu tidak masalah," ujarnya.

Saham 30 persen yang ditawarkan Total ke Pertamina berasal dari 15 persen Total selaku operator Mahakam dan 15 persen dari mitranya, Inpex Corporation.

Dengan skenario tersebut, saham Mahakam pasca-2017 terbagi menjadi 35 persen Total dari sebelumnya 50 persen, 35 persen Inpex dari semula 50 persen, dan 30 persen Pertamina.

Selama masa transisi, Total akan mentransfer pengetahuan, pengalaman, dan teknologi, sehingga produksi tidak terganggu.

Setelah transisi lima tahun, Total menyerahkan kelanjutan Mahakam kepada pemerintah Indonesia, apakah masih bisa berpartisipasi atau tidak.

Total menilai bila investasi dihentikan, maka produksi Mahakam akan turun drastis.

Saat ini, produksi gas mencapai 1.700--01.800 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Dengan investasi sesuai yang direncanakan, maka produksi akhir 2017 akan turun alamiah menjadi 1.100-1.200 MMSCFD.

Namun, bila investasi diturunkan, maka produksi hanya 500--800 MMSCFD.
(K007/R010)

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013