Jangan terlalu khawatir selama pasar finansial dan pasar uang di semua negara juga mengalami gejolak yang sama,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir terkait cadangan devisa yang berkurang karena kondisi perekonomian global juga tengah mengalami perlambatan.

"Jangan terlalu khawatir selama pasar finansial dan pasar uang di semua negara juga mengalami gejolak yang sama," kata Chatib di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat.

Namun, dia mengatakan jika kondisi tersebut menjadi masalah jika hanya terjadi di dalam negeri.

"Maka, pekerjaan rumahnya harus disesuaikan, seperti penyesuaian harga BBM kemarin. Surat utang negara dan imbal hasil juga semuanya naik, termasuk Amerika Serikat," katanya.

Menurut dia, depresiasi terhadap rupiah relatif kecil dibandingkan mata uang di negara lain, seperti mata uang Korea Selatan Won.

"Kalau cadangan devisa BI kemarin dipakai untuk itu, saya kira depresiasinya relatif kecil, tetapi tekanan mata uang itu tidak hanya terjadi di Indonesia," katanya.

Dia menjelaskan banyaknya bank dalam negeri yang menyimpan uang hingga 7,67 miliar dolar AS di luar negeri bukan sebab melemahkan rupiah dan menekan cadangan devisa.

"Kalau uang itu sudah ada di luar bukan capital outflow karena intinya outflow itu dari dalam pindah keluar. Kalau uang itu dari dulu sudah di sana, bukan capital outflow," katanya.

Dia juga mengimbau untuk menjaga harga properti yang sangat tinggi agar tidak terjadi penggelembungan harga (bubble).

"Makanya harus ada kerjasama dengan pemerintah dan nanti harus menyiapkan aturannya supaya properti bisa diatur dan tidak `bubble` karena banyak negara yang mengalai krisis dari properti. Saya harus bicara dulu dengan BI," katanya.

Bank Indonesia menyatakan bahwa cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2013 mengalami penurunan dari posisi akhir Mei 2013 sebesar 105,1 miliar dolar AS menjadi 98,1 miliar dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat pagi kembali berada dalam area negatif atau melemah sebesar lima poin menjadi Rp9.965 dibanding posisi sebelumnya Rp9.960 per dolar AS.
(J010/B008)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013