Targetnya 30 juta (UMKM) pada 2024, sekarang ini sudah 27 juta.
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin optimistis 30 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk go digital pada 2024.

“Targetnya 30 juta (UMKM) pada 2024, sekarang ini sudah 27 juta. Ya saat ini kami masih memberikan edukasi, literasi digital kepada para UMKM, bukan hanya pemerintah tapi kami bersinergi juga dengan para pelaku,” kata Rudy dalam Media Briefing: Peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital, di Jakarta, Senin.

Rudy menjelaskan, pemerintah tidak hanya memfokuskan UMKM untuk go digital, namun juga menginisiasi berbagai strategi agar produk-produk UMKM dapat bersaing di pasar internasional, khususnya di kawasan ASEAN.

"Jadi, bukan hanya sekadar go digital, tapi produk-produk mereka tidak bisa terjual. Setidaknya di ASEAN dululah kami bisa dorong produk-produk UMKM kita," ujarnya lagi.

Pemerintah terus memperkuat kerja sama dengan berbagai platform niaga elektronik (e-Commerce) hingga perusahaan teknologi finansial (fintech) agar mampu mencapai target tersebut.

Kolaborasi tersebut diarahkan untuk dapat meningkatkan daya saing UMKM dalam memasuki ekosistem digital serta pasar internasional.

"Jadi, kami bersinergi juga dengan para pelaku. Misalnya dari pelaku e-Commerce, pelaku fintech, dan sebagainya untuk sama-sama mendorong para pelaku UMKM bisa go digital," kata Rudy.

Adapun nilai ekonomi digital Indonesia terus tumbuh dan tercatat sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara. Pada tahun 2023, nilai ekonomi digital Indonesia yakni sebesar 82 miliar dolar AS, dan diperkirakan mampu mencapai 109 miliar dolar AS pada tahun 2025. Selain itu, 40 persen pangsa pasar ekonomi digital Asia Tenggara berada di Indonesia.

Dalam konteks upaya transformasi digital, pemerintah terus mempercepat pengembangan ekonomi digital, sebagai pilar strategis untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045. Komitmen itu mencerminkan fokus yang kuat pada pergeseran ekonomi menuju inovasi digital yang berkelanjutan.

Di level regional, Digital Economy Framework Agreement (DEFA) Negotiation telah diluncurkan, bahkan salah satu agenda dalam Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) terkait perdagangan digital (digital trade).
Baca juga: Menko Airlangga tekankan kerja sama ekonomi digital RI dengan Korsel
Baca juga: Kemenko Perekonomian: RI butuh 9 juta talenta digital

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023