Kita ketahui kita masih memerlukan sekitar 9 juta digital talent sampai dengan 2030, di mana kalau kita hitung secara kasar, kita memerlukan sekitar 600 ribu digital talent per tahunnya
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan, untuk menunjang perkembangan ekonomi digital Indonesia, pemerintah membutuhkan 9 juta talenta digital per tahunnya.

“Kita ketahui kita masih memerlukan sekitar 9 juta digital talent sampai dengan 2030, di mana kalau kita hitung secara kasar, kita memerlukan sekitar 600 ribu digital talent per tahunnya,” kata Rudy dalam Media Briefing: Peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital di Jakarta, Senin.

Menurut Rudy, saat ini kebutuhan sumber daya manusia (SDM) ditargetkan untuk yang ahli dalam bidang digital seperti pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan komputasi awan (cloud).

Namun, masih terdapat tantangan berupa perkembangan teknologi yang dinilai cepat. Ia menyarankan adanya perubahan kurikulum yang lebih menekankan pada aspek analitik, kuantitatif, sains dan matematik (STEM).

“Ini yang perlu kita ubah mulai sejak dini, jadi anak-anak itu lebih kita tekankan kepada analitik, kuantitatif, STEM, sains, matematik gitu. Mungkin nanti kurikulum bisa kita dorong ke sana daripada humaniora, tergantung pemerintah nanti,” ujar Rudy.

Saat ini, pemerintah telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi informasi (TI) seperti Apple Academy, International Business Machines Corporation (IBM), dan Microsoft.

Lebih lanjut, Rudy menjelaskan bahwa baru-baru ini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari yang berada di Kabupaten Malang juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan universitas internasional King's College London (KCL) yang berbasis di Inggris.

Kerja sama tersebut bergerak di bidang pendidikan transnasional.

"Karena ilmu ini kan tidak gampang. Kalau misalnya ilmunya hanya programming itu sudah cukup, tapi untuk level ke atasnya lagi seperti software engineer, software developer, khususnya spesifik di cloud, AI itu yang kita masih kekurangan," pungkasnya.

Adapun nilai ekonomi digital Indonesia terus tumbuh dan tercatat sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara. Pada 2023, nilai ekonomi digital Indonesia yakni sebesar 82 miliar dolar AS, dan diperkirakan mampu mencapai 109 miliar dolar AS pada 2025. Selain itu, 40 persen pangsa pasar ekonomi digital Asia Tenggara berada di Indonesia.

Baca juga: Kemenkominfo siapkan program pendorong optimalkan ekonomi digital

Baca juga: Menkeu: Ekonomi digital ciptakan persamaan dan hapus eksklusivitas

Baca juga: Menkeu: Transformasi digital logistik berdampak baik pada ekonomi RI

 

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023