Tokyo (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI Tokyo) Yusli Wardiatno menyebut bahwa lomba pidato merupakan ajang yang dapat membuanakan Bahasa Indonesia di kancah internasional.

“Diharapkan dapat memperkuat hubungan kedua negara serta menjadi perantara dalam membuanakan bahasa Indonesia yang merupakan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009," kata Yusli di Tokyo, Senin.

Pernyataan tersebut terkait lomba pidato Bahasa Indonesia yang diikuti 36 warga Jepang di Kandai University of International Studies (KUIS).

Ia menyampaikan apresiasi kepada Kanda University of International Studies yang tidak hanya konsisten menggelar lomba pidato bahasa Indonesia, tetapi juga mempromosikan kebudayaan Nusantara dalam bentuk pagelaran gamelan dan drama khas Indonesia.

“Tidak lupa, apresiasi juga disampaikan kepada para pembimbing dan mahasiswa yang sudah turut serta mengikuti lomba dan menyuarakan pesona Indonesia di masyarakat Negeri Sakura,” katanya.

Peserta lomba pidato terdiri atas mahasiswa dari berbagai jenjang dan delapan perguruan tinggi di Jepang serta masyarakat umum yang mencintai bahasa Indonesia.

Sebagian besar topik pidato menyoroti keramahtamahan dan kebaikan hati orang Indonesia yang dijadikan daya tarik atau pesona Nusantara.

Yusli juga menyoroti penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ke-10 dalam sidang umum UNESCO pada 20 November lalu.

“Fakta tersebut dapat menjadi momentum yang tepat apabila dikaitkan dengan penyelenggaraan lomba pidato bahasa Indonesia yang ke-16 di (KUIS),” katanya.

Rektor KUIS Takahisa Miyauchi berharap penyelenggaraan lomba tahun ini tidak hanya dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar para mahasiswa terhadap bahasa Indonesia, tetapi juga memperkuat pemahaman mereka atas cara pandang, kesenian, masyarakat, bahkan politik di Indonesia.

"Selain itu, kami berharap agar para mahasiwa dapat memperoleh wawasan baru dan memperkaya perspektif tentang Indonesia sehingga mereka kelak dapat berinteraksi dengan baik di dunia Internasional," katanya.

Lomba pidato tahun ini memiliki empat kategori peserta yang didasarkan pada durasi peserta dalam mempelajari bahasa Indonesia dan pengalaman mereka yang pernah berkunjung ke wilayah Nusantara.

Adapun peserta yang meraih juara umum dan mendapatkan hadiah utama berupa tiket pulang-pergi Tokyo-Jakarta dengan pesawat Garuda Indonesia adalah Watanabe Mayu.

Dalam pidatonya, Mayu mengagumi sikap terbuka orang Indonesia terhadap warga dari negara lain.

Pengalamannya berkunjung ke Indonesia saat hari raya Idul Fitri membuatnya sadar betapa Indonesia sangat toleran terhadap keberagaman.

Ia mengaku banyak terbantu oleh keramahtamahan dan kebaikan hati orang Indonesia yang ditemuinya. Mayu juga tidak ragu membandingkan kebudayaan bertamu orang Indonesia dan orang Jepang.

"Di Indonesia, saat Idul Fitri, saya diajak oleh teman untuk berkeliling ke rumah-rumah tetangga dan meminta maaf satu sama lain. Pada momen itu, saya selalu diajak makan atau mencicipi makanan ringan yang tersedia di atas meja. Di Indonesia, tamu dianggap sebagai keluarga, sedangkan di Jepang, tamu adalah tamu," ujarnya.

Lomba Pidato Bahasa Indonesia XVI pada 2023 di KUIS itu mengangkat tema pesona Indonesia.

Bertindak sebagai juri dalam lomba pidato kali ini adalah Kepala Sekolah Republik Indonesia (SRIT) Ari Driyaningsih, pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Jepang Matsui Kazuhisa dan pengajar Bahasa Indonesia SRIT Asep Wijaya.

Baca juga: Siswa Indonesia juarai pidato Bahasa Inggris di Jepang
Baca juga: 12 diaspora Indonesia di Jepang raih Ambassador Award

 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023