Ada banyak penurunan yang belum tentu berarti
New York (ANTARA) - Sejumlah indeks utama Wall Street turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) dipicu sikap hati-hati investor menjelang rilis data ketenagakerjaan minggu ini yang dapat mengubah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya awal tahun depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,11 persen ke 36.204,44, indeks S&P 500 turun 0,54 persen ke 4.569,78, dan Indeks Komposit Nasdaq melemah 0,84 persen ke 14.185,49.

S&P 500 melemah, dengan perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft, Apple, Nvidia dan Amazon merosot lebih dari 1 persen, tertekan oleh imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi yang membuat imbal hasil saham menjadi kurang menarik.

S&P 500 mencatat penutupan tertinggi tahun ini pada Jumat (1/12) karena pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell yamg mengakui perlunya bank sentral untuk bergerak maju dengan hati-hati di tengah tanda-tanda pelemahan ekonomi. Komentar itu memperkuat ekspektasi bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunga.

Saham-saham berkapitalisasi kecil naik pada Senin (4/12) dengan Russell 2000 menguat sekitar 1 persen dan menjadikan kenaikannya tahun ini hampir 7 persen.

"Ada banyak penurunan yang belum tentu berarti," kata manajer portofolio senior GLOBALT Investments Tom Martin di Atlanta.

Menurut Martin, pertemuan Fed Desember ini sangat penting dan yang menjadikannya krusial adalah tiba-tiba pasar memutuskan bahwa Fed akan melakukan pemotongan pada awal tahun depan.

Saham perusahaan penyedia layanan ride-hailing Uber Technologies menguat 2,2 persen setelah pengumuman pada Jumat (1/12) bahwa mereka akan bergabung di S&P 500 efektif pada 18 Desember.

Saham Alaska Air Group anjlok 14 persen setelah maskapai tersebut mengatakan pada Minggu (3/12) bahwa pihaknya akan mengakuisisi rekannya Hawaiian Holdings senilai 1,9 miliar dolar AS, termasuk utang. Saham Hawaii meningkat hampir tiga kali lipat, membantu mengangkat indeks Russel.


Fokus utama ekonomi makro minggu ini adalah laporan pekerjaan November yang akan dirilis pada Jumat (8/12), yang dapat membantu investor mengukur kemungkinan arah suku bunga The Fed, serta potensi "soft landing" di mana The Fed berhasil mengendalikan inflasi sambil menghindari resesi.

Para pedagang secara luas memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan minggu depan. Suku bunga berjangka menunjukkan kemungkinan 58 persen bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada Maret 2024, menurut alat FedWatch CME Group.

Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa pasar terlalu cepat memperkirakan suku bunga yang lebih rendah.

Menambah penurunan pada Senin (4/12) adalah kekhawatiran baru tentang meluasnya perang di Israel dan Gaza setelah serangan terhadap tiga kapal komersial di selatan Laut Merah.

Saham perusahaan mata uang kripto seperti Coinbase Global, Riot Platforms, dan Marathon Digital menguat antara 5 persen dan 9 persen setelah bitcoin melampaui 40,000 dolar AS untuk pertama kalinya tahun ini.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 12,7 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,6 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumlah saham-saham yang naik melebih jumlah saham yang turun dengan rasio 1,0 : 1.

S&P 500 mencatatkan 38 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan tak satu pun titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 125 titik tertinggi baru dan 63 titik terendah baru

S&P 500 sejauh ini telah menguat 19 persen pada 2023, sedangkan Nasdaq telah pulih sebesar 24 persen.


Sumber: Reuters

Baca juga: Wall Street naik di tengah beragamnya pernyataan pejabat Fed
Baca juga: Wall Street naik di tengah optimisme Fed selesai naikkan bunga

Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023