Beijing (ANTARA) - Sebuah seminar diselenggarakan China Society for Human Rights Studies pada Senin (4/12) di Beijing untuk memperingati 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM).

Seminar tersebut dihadiri para tamu yang terdiri dari pejabat pemerintah, cendekiawan, dan perwakilan dari berbagai organisasi sosial.

Dalam pidatonya di seminar tersebut, Presiden China Society for Human Rights Studies, Padma Choling mengatakan bahwa deklarasi ini telah menciptakan konsensus internasional untuk menghormati dan melindungi HAM.

Selama beberapa dekade terakhir, China tetap teguh dalam memberikan kontribusi kebijaksanaan terhadap deklarasi ini, di samping juga secara aktif mengadvokasi dan mempraktikkannya, kata Padma Choling. Dia menambahkan bahwa pencapaian historis China dalam memajukan perjuangan HAM telah memberikan pandangan baru untuk melanjutkan semangat deklarasi tersebut.

Profesor dari Fakultas Hukum Universitas Jilin, Lu Guangjin menyebut bahwa deklarasi ini lahir dari inklusivitas dan koeksistensi kebudayaan dan peradaban.

Dengan mengadvokasi inklusivitas, pertukaran, dan pembelajaran timbal balik antarperadaban, China mampu memberikan panduan bagi tata kelola HAM global dan pengembangan perjuangan HAM dunia, tutur Lu.

Ketua Komite Akademik di China Law Society, Zhang Wenxian menyinggung soal peran tiga inisiatif yang dikemukakan oleh China dalam memajukan perlindungan HAM.

Ketiga inisiatif tersebut, yaitu Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global, dan Inisiatif Peradaban Global, telah membuka terobosan baru dalam filosofi HAM. Ketiga inisiatif tersebut berperan signifikan dalam membangun sistem yang adil, merata, dan efektif bagi tata kelola HAM internasional, imbuh Zhang. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023