Buku ini terdapat topik-topik yang sangat relevan sekarang yang kita hadapi, kita sebutnya itu mungkin outlook 2024
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) meluncurkan buku dalam rangka HUT ke-73 FEB UI yang menghimpun kontribusi pemikiran dari sejumlah peneliti dari berbagai bidang keilmuan.

Buku berjudul "Kontribusi Pemikiran LM FEB UI: Melihat Indonesia dari Sudut Pandang Ekonomi dan Bisnis" yang diluncurkan di Jakarta, Senin (4/12) mengangkat lima topik utama, yakni badan usaha milik negara (BUMN); sustainability; sumber daya manusia, tenaga kerja, dan investasi; penguatan informasi teknologi; dan pengembangan artificial intelligence (AI).

"Buku ini terdapat topik-topik yang sangat relevan sekarang yang kita hadapi, kita sebutnya itu mungkin outlook 2024, bisa juga dalam in the long term tema-tema yang kami angkat dalam buku ini," kata Kepala LM FEB UI Willem A. Makaliwe di Jakarta, Selasa.

Buku tersebut diawali dengan tulisan mengenai restrukturisasi BUMN di Indonesia oleh Willem A. Makaliwe. Menyajikan analisis mendalam mengenai mengapa format merger dan akuisisi dianggap sebagai pendekatan yang lebih tepat.

"Diskusi ini mencakup aspek-aspek strategis seperti efisiensi operasional, daya saing global, dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan membuka jendela pada perubahan struktural ini, diharapkan dapat membantu untuk memahami kerangka kerja yang dapat meningkatkan kinerja BUMN dalam mendukung kemajuan perekonomian Indonesia," kata dia.

Selanjutnya, pemikiran mengenai pergeseran dari Satuan Tugas Pengungkapan Keuangan Terkait Iklim (TCFD) ke Satuan Tugas Pengungkapan Keuangan Terkait Alam TNFD oleh R. Nugroho Purwantoro menyoroti evolusi dalam konsep akuntabilitas organisasi.

"Artikulasi konsep TNFD membuka ruang diskusi tentang bagaimana perusahaan dapat lebih tanggap terhadap dampak finansial yang mungkin timbul dari keputusan dan tindakan mereka, menghadirkan arah baru dalam praktik bisnis berkelanjutan, dan etika korporasi," kata Nugroho.

Selanjutnya, penulis Ignatius Heruwasto membahas tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mencapai target net zero emission (NZE) dengan menyoroti beberapa aspek kunci yang perlu diatasi.

Ia mengeksplorasi upaya pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mengurangi jejak karbon. Tulisan itu juga membahas solusi inovatif dan kebijakan yang dapat mendukung transformasi menuju NZE sambil menyoroti peran penting kolaborasi lintas sektor.

Kemudian, tema employee engagement dan turnover intention dapat menggali dinamika SDM Indonesia di era modern. Tulisan oleh Mone S. Andrias dan Putri M. Desiana ini tidak hanya mencatat kondisi terkini tetapi juga memberikan tilikan strategis untuk menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi dan berkelanjutan, sejalan dengan visi keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Kemudian, implementasi Low Carbon Development Initiative (LCDI) oleh Dian Parluhutan. Tulisan tersebut menguraikan perlunya regulasi yang responsif dan progresif sebagai fondasi bagi transformasi. Dengan menghadirkan panduan konkrit, dapat membantu penciptaan bayangan masa depan yang berkelanjutan
dan rendah karbon.


Sementara itu, sembilan langkah integrasi AI dalam transformasi bisnis melibatkan studi kasus aplikasi AI dalam layanan profesional. Tulisan yang dibuat oleh Adam F. Amru ini membuka pintu menuju potensi besar teknologi ini dalam memajukan efisiensi dan inovasi di berbagai sektor industri, menjadi.terobosan yang mendasar untuk mencapai keunggulan kompetitif.

Dalam konteks sektor perbankan, Yendra Emirsyah Kivatra membahas topik mengenai optimalisasi pendapatan non-bunga yang dapat menjadi cara menuju kemakmuran finansial rakyat Indonesia.

Strategi diversifikasi pendapatan yang dapat dilakukan sektor perbankan ini tidak hanya mengantisipasi risiko, tetapi juga menjadi katalis dalam perkembangan sektor perbankan nasional yang berkelanjutan dan inklusif.

Di sektor pariwisata, tulisan yang dibuat Thamrin P.H. Simanjuntak menggali potensi dan strategi untuk memaksimalkan investasi dalam sektor pariwisata. Tulisan tersebut menghubungkan daya tarik wisata dengan pertumbuhan ekonomi dan memberikan panduan bagi pelaku industri untuk memaksimalkan potensi sektor ini sebagai sumber pendapatan yang signifikan.


Baca juga: Ekonom harap debat capres-cawapres munculkan pemikiran baru
Baca juga: Pemerintahan mendatang diharapkan gerak cepat hadapi tantangan ekonomi
Baca juga: LM FEB UI ungkap UKM belum akrab dengan transaksi daring

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023