Kalau lari maraton atau lari jarak jauh sprint langsung di awal periode langsung sprint sehingga bisa mengejar beberapa masalah
Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) Willem A. Makaliwe mengharapkan pemerintahan mendatang langsung gerak cepat untuk menghadapi tantangan ekonomi.

"Jadi, memang kami tahu tahun 2024 itu tahun politik tetapi fokus kami justru pada pascapemilu. Pascapemilunya itu bagaimana start-nya karena kalau istilahnya baru mau siap-siap lagi, baru mau atur-atur lagi, mestinya itu sudah langsung percepatan," kata Willem di sela seminar bertajuk "Dinamika Geopolitik dan Pengaruhnya pada Ekonomi dan Bisnis" di Jakarta, Senin.

"Kalau lari maraton atau lari jarak jauh sprint langsung di awal periode langsung sprint sehingga bisa mengejar beberapa masalah," lanjutnya.

Menurut dia, salah satu isu yang masih relevan dan tetap menjadi tantangan, yakni restrukturisasi badan usaha milik negara (BUMN).

"Jadi, tahun depan tetap isu itu tetap sangat relevan banyak yang mungkin menyampaikannya rasanya sudah settle tetapi BUMN itu raksasa, yang memang bagaimana manajemennya," ungkap Willem.

Ia menilai format merger dan akuisisi BUMN sebagai pendekatan yang lebih tepat untuk efisiensi operasional, daya saing global, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia pun mengungkapkan merger BUMN Pelindo sebagai contoh baik dari merger dan akuisisi tersebut.

"Seperti mungkin contoh integrasi Pelindo itu contoh baik dari manajerial akuisisi. Jadi, selama ini kan ada holding company, nah akuisisi mana sih yang sebetulnya bisa mempercepat masalah yang sedang dihadapi," ucap Willem.

Untuk diketahui, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatatkan efisiensi dan optimalisasi kerja perusahaan senilai Rp1,3 triliun pascamerger.

Setelah diskusi tersebut, juga diluncurkan buku "Kontribusi Pemikiran LM FEB UI: Melihat Indonesia dari Sudut Pandang Ekonomi dan Bisnis".

Selain soal BUMN, Willem mengatakan empat topik utama dalam buku tersebut juga masih berkaitan dengan tantangan-tantangan di sektor ekonomi, yakni sustainability; sumber daya manusia (SDM), tenaga kerja, dan investasi; penguatan informasi dan teknologi, dan pengembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

"Ada topik mengenai kredit suku bunga jadi lebih bukan ke makronya tetapi ke perbankannya seperti apa, ada juga tema mengenai SDM bagaimana di era leadership digital ini seperti apa pengelolaan SDM tenaga kerja. Terakhir itu mengenai IT khususnya AI. Jadi, kami angkat segera, 2024 ini tidak hanya nuansa geopolitik, nuansa politik pemilu tetapi ada beberapa yang harus gencar cepat di tahun pertama, masalah-masalah ini semoga dapat menjadi hal yang diperhatikan," tuturnya.


Baca juga: BI: Ekonomi RI 2024 dan 2025 akan tunjukkan ketahanan dan kebangkitan
Baca juga: Kemenkeu: Belanja APBN 2024 Rp3.325 triliun untuk transformasi ekonomi
Baca juga: Kemenkeu: Reformasi struktural di 2024 untuk tingkatkan daya saing RI

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023