Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams menyerahkan salinan digital film dokumenter bersejarah "Pandit Nehru Visits Indonesia" kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam sebuah acara serah terima di Jakarta pada Selasa (5/11).

"Kami merasa terhormat dapat menyerahkan salinan film 'Pandit Nehru Visits Indonesia' kepada ANRI. Film dokumenter ini merupakan rekaman berharga dari sebuah momen penting dalam sejarah Indonesia," kata Dubes Penny pada acara tersebut.

Film dokumenter yang diproduksi oleh Perusahaan Film Negara (PFN) tersebut mencatat sejumlah peristiwa penting selama tahun-tahun awal setelah kemerdekaan Indonesia.

Film tersebut merekam peristiwa ketika presiden Soekarno menerima kunjungan perdana menteri India Jawaharlal Nehru ke Indonesia pada tahun 1950an dan memotret sejarah luar biasa hubungan Indonesia dan India pada saat itu.

Secara khusus, film tersebut juga menunjukkan dukungan India terhadap kemerdekaan Indonesia, yang kemudian disusul dengan dukungan dari Pemerintah Australia.

"Jadi, Australia adalah satu-satunya negara kedua yang secara terbuka mendukung kemerdekaan Indonesia dari Belanda, dan bersama India bekerja keras di kancah internasional, termasuk di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), agar Indonesia dapat menegaskan kemerdekaannya," kata Penny.

Dubes Penny berharap film dokumenter tersebut dapat menjadi sumber informasi bagi generasi Indonesia saat ini dan yang akan datang untuk mempelajari peristiwa pada periode setelah kemerdekaan Indonesia.

Sementara itu, akademisi Australia David Hanan dari University of Melbourne telah menemukan bahwa salinan film dokumenter yang dibawa ke Australia oleh juru kamera Belanda pada sekitar 1950 dan disimpan di National Film and Sound Archive (NFSA) Australia itu merupakan salinan terakhir yang diketahui keberadaannya.

Film berdurasi 60 menit itu, kata dia, tidak diputar di Indonesia selama beberapa dekade, dan tidak ada satu cetakan pun yang bisa ditemukan di arsip film Indonesia.

"Seolah-olah, film yang bersejarah ini hilang dari sejarah," katanya.

Baca juga: Sandiaga dukung ajang festival sinema Australia di 7 kota Indonesia

Baca juga: Perkuat diplomasi, KBRI Canberra putar film Indonesia

Pewarta: Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023