Kerja keras Indonesia mencapai nol emisi karbon pada 2060 bentuk komitmen nyata dari Presiden Jokowi untuk membangun negara makmur dan berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - Deputi I Kepala Staf Kepresidenan Febry Calvin Tetelepta mengatakan pemimpin dunia mengapresiasi kerja keras Pemerintah Indonesia untuk mengupayakan nol emisi karbon pada 2060.

“Kerja keras Indonesia untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060 bentuk komitmen nyata dari Presiden Jokowi untuk membangun negara makmur dan berkelanjutan dengan perekonomian inklusif,” kata Feby di sela-sela menghadiri Forum Abu Dhabi Suistainability Week (ADSW) di Dubai, Uni Emirat Arab, dalam pernyataan yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Febry menyebut beberapa kerja keras pemerintah dalam mencapai nol emisi karbon, seperti pengelolaan forest and other land use (FOLU) dan mempercepat transisi energi baru terbarukan (EBT).

Dalam pengelolaan FOLU, kata Febry, pemerintah terus menjaga dan memperluas hutan mangrove serta merehabilitasi hutan dan lahan.

“Penurunan angka deforestasi pada titik terendah dalam dua puluh tahun terakhir, kemudian pembangunan persemaian dalam skala besar berkapasitas 75 juta bibit per tahun,” kata Febry.

Baca juga: Kepala OIKN sebut Nusantara dapat jadi kota nol emisi karbon pada 2045

Baca juga: OIKN: Model kota nol emisi karbon IKN dapat jadi contoh kota lain


Sementara pada percepatan transisi EBT, kata dia, pemerintah mengembangkan energi baru terbarukan terutama energi surya, air, angin, panas bumi, arus laut, pengembangan biodiesel, bioethanol dan biofutur.

Pada 2022, porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional mencapai 11,3 persen atau meningkat dari 9,1 persen pada 2021. Sementara, pada 2025, pemerintah menargetkan pemanfaatan EBT hingga 23 persen di tahun 2025.

"Salah satu milestone Net Zero Emission 2060 adalah pemanfaatan EBT hingga 23 persen di tahun 2025. Ini perlu kerja keras dan cerdas di ujung masa pemerintahan Presiden Jokowi,” kata dia.

Menurut Febry, untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2060, Indonesia juga harus mampu meningkatkan pendanaan iklim, yakni dengan mengundang sejumlah pihak seperti mitra bilateral, swasta, dan para filantropi.

Karena itu, kehadiran pemerintah Indonesia pada Forum ADSW menjadi penting karena forum yang dihadiri oleh para pemimpin dunia, investor, pelaku usaha, dan inovator EBT tersebut memiliki komitmen sama, yakni penguatan pendanaan iklim untuk mempercepat transisi energi.

"Pada forum ADSW peserta juga menyepakati komitmen untuk menyatukan berbagai sumber pendanaan untuk mendukung transisi energi dan pengurangan emisi karbon", ucapnya.

Febry juga menyampaikan kerja keras pemerintah Indonesia dalam mencapai nol emisi karbon juga telah memunculkan kepercayaan sejumlah negara.

Terbukti Indonesia mendapatkan kelanjutan kontribusi pemerintah Norwegia sebesar 100 juta dolar AS dalam skema result based payment untuk kinerja penurunan deforestasi periode 2017-2018 dan 2018-2019.

“Pendanaan ini bentuk pengakuan global atas prestasi Indonesia dalam menurunkan emisi melalui penurunan deforestasi dan degradasi hutan,” kata Febry.

Baca juga: Paviliun Indonesia bahas berbagai upaya penurunan emisi karbon

Baca juga: Indonesia paparkan kemajuan aksi iklim di COP28


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023