Banyak negara yang memiliki keterbatasan fiskal, mengandalkan APBN saja tidak akan cukup untuk mewujudkan transisi energi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani membahas mobilisasi pendanaan sektor publik dan swasta untuk pembiayaan iklim dalam rangkaian kegiatan Conference of the Parties (COP) 28 di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (4/12).

Dari hasil diskusi, Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim (Coalition of Finance Ministers for Climate Action/CFMCA) sepakat bahwa keterlibatan sektor privat dalam pembiayaan iklim sangat penting.

"Banyak negara yang memiliki keterbatasan fiskal, mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saja tidak akan cukup untuk mewujudkan transisi energi,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu.

Sri Mulyani hadir sebagai Co-chair bersama dengan Sigrid Kaag, Menteri Keuangan sekaligus Wakil Perdana Menteri Belanda.

Menkeu RI Sri Mulyani berkesempatan memimpin sesi diskusi panel, di mana para peserta saling berbagi pengalaman negara masing-masing terkait dengan peluang investasi serta cara memobilisasi pembiayaan iklim.

Baca juga: Menkeu RI bertemu bilateral dengan Menkeu UEA bahas komitmen iklim

Baca juga: Menkeu: RI berkontribusi 15 persen pada Pasar Karbon Sukarela Asia


Dalam diskusi yang cukup hangat, negara-negara anggota berkesempatan mengungkapkan pengalamannya terkait pembiayaan transisi dan iklim, baik melalui sukuk atau obligasi hijau, regulasi keuangan berkelanjutan, penetapan harga karbon, maupun pengembangan concessional finance.

Diskusi berlangsung dengan latar belakang Global Stocktake (GST) perdana, yang dirancang untuk mengevaluasi komitmen negara-negara terkait Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC), sekaligus mengevaluasi konsistensinya dengan tujuan Perjanjian Paris (Paris Agreement).

Pada pertemuan tersebut, Menkeu Sri Mulyani berbagi pengalaman Indonesia terkait Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership/JETP) dan Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism/ETM) country platform.

Ia juga terus menyoroti mekanisme global (interoperability) yang mendukung upaya transisi, termasuk keberhasilan Indonesia sebagai Tuan Rumah Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada 2023 dengan telah mengembangkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance (ATSF).

Di akhir diskusi, Menkeu Sri Mulyani pun menyampaikan apresiasi kepada para hadirin dan Menkeu Sigrid atas dukungan dan partisipasi dalam rangkaian kegiatan tersebut.

“Semoga apa yang kita diskusikan hari ini dapat memberi manfaat bagi keberlangsungan transisi energi di masing-masing negara anggota koalisi,” ujarnya.

Baca juga: Menkeu temui petinggi Citi bahas inovasi pembiayaan transisi energi

Baca juga: Menkeu: Kerja sama proyek transisi energi jadi tonggak sejarah RI

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023