Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama memberi apresiasi kepada sembilan operator Education Management Information System (EMIS) 4.0 Teladan Nasional 2023, sebagai wujud apresiasi pada operator pengelolaan data pokok pendidikan Islam, khususnya madrasah.

"Tidak dapat dipungkiri, semua kerja, terutama yang terkait perencanaan strategis, pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan, mutlak harus berbasis data, bukti, dan pengetahuan yang teruji. Tidak dapat ditunda lagi, manajemen big data harus bertransformasi ke arah digitalisasi dan menuju tata kelola yang semakin terpadu," ujar Dirjen Pendis Kemenag M. Ali Ramdhani dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Sembilan operator data EMIS yang berasal dari madrasah kabupaten/kota tersebut mengalahkan 675 operator EMIS lainnya yang direkomendasikan dari seluruh Indonesia. Dhani mengatakan penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan atas kinerja dan prestasi operator yang memastikan suguhan data pendidikan madrasah untuk pembangunan pendidikan.

Menurutnya, transformasi digital dan pemutakhiran sebuah perangkat, harus diiringi dengan pembentukan budaya digital. "Kita tidak boleh mengabaikan suatu hal yang saat ini telah menjadi sebuah keniscayaan, dan ini perlu dikawal dengan program manajemen perubahan yang terencana baik," kata dia.

Ia menjelaskan EMIS 4.0 per hari ini menyimpan dan mengelola data legalitas, sarana serta prasarana dari sebanyak 86.343 satuan madrasah, 10.464.648 profil peserta didik, 878.484 profil pendidik, dan 55.703 profil tenaga kependidikan, yang seluruhnya mencakup tingkat Raudatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.

Baca juga: Komisi VIII DPR temui para Kepala Kemenag di Sulsel serap aspirasi

Sistem yang didukung oleh 80.952 operator di seluruh Indonesia ini, terintegrasi dengan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta di Kementerian Sosial. Data EMIS 4.0 juga telah dimanfaatkan oleh kementerian/lembaga teknis lainnya seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Kesehatan, dan lain-lain.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Rohmat Mulyana mengatakan EMIS telah digunakan oleh Kemenag sejak 1998, dan sudah berusia 25 tahun. Menurutnya, di usia EMIS yang seperempat abad ini, menjadi momen bagi Kemenag untuk memberi apresiasi bagi orang-orang hebat yang penuh dedikasi, yang senantiasa menyuguhkan data yang berkualitas, dan menjadi perangkat bagi pengambilan keputusan serta kebijakan.

"Para User Champion ini adalah ujung tombak dan salah satu agen perubahan yang paling menentukan bagi peningkatan tata kelola dan kualitas keluaran data. Namun demikian, kesuksesan kerja mereka mulai dari tingkat satuan madrasah tidak terlepas dari kerjasama yang baik dengan kepala madrasah dan para pihak lainnya. Kita semua perlu terus dukung, dampingi, demi data," kata dia.

Baca juga: Kemenag gandeng Kemenlu pada Konferensi Moderasi Beragama di Bandung

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023