Jakarta (ANTARA) - CEO PT Mowilex Indonesia Niko Safavi berkontribusi mengurangi risiko dari emisi karbon dan bekerja untuk mendukung Indonesia menjadi negara yang mencapai status karbon netral pada tahun 2060.

“Kami telah tersertifikasi sebagai perusahaan netral karbon dalam lima tahun terakhir,” ujarnya dalam Talk Show bertajuk “Beyond Carbon Neutral” di Wang Plaza, Jakarta, Rabu (7/12).

Sebelum mengambil aksi untuk mengurangi emisi, hal pertama kali yang harus diukur adalah berapa emisi yang dihasilkan. Biasanya, pendekatan konsensus di seluruh dunia adalah mengkategorikan emisi menjadi tiga kategori atau ruang lingkup.

Ruang lingkup pertama untuk energi yang dikonsumsi langsung oleh perusahaan, termasuk antara lain pembelian gas alam, diesel, dan minyak bumi. Sementara ruang lingkup kedua adalah daya yang didapatkan dari pemasok listrik, dan ruang lingkup ketiga berkaitan dengan banyak emisi lainnya, termasuk emisi yang dihasilkan oleh rantai pasok, baik di hulu maupun di hilir.

Baca juga: Kampanyekan kesadaran terhadap kaum multi disabilitas, Mowilex melakukan revitalisasi Panti Dwituna Rawinala

“Dalam lima tahun terakhir, kami (sebagai perusahaan yang tersertifikasi karbon netral selama lima tahun terakhir), empat tahun terakhir itu termasuk unsur-unsur yang terdapat dalam cakupan 3 yang sepenuhnya bersifat sukarela. Jadi, pada dasarnya, ini artinya kami juga memperhitungkan emisi yang dihasilkan pada rantai yang dihasilkan pada rantai pasok kami,” ungkap Niko.

Pihaknya melibatkan pihak ketiga yang independen untuk mengevaluasi bisnis Mowilex dalam rangka memverifikasi jejak karbon dan memberikan sertifikasi karbon netral.

Selain itu, dilakukan pula upaya-upaya lanjutan untuk mengurangi emisi karbon, termasuk mengubah sistem pencahayaan dan sistem pendinginan, penggunaan forklift (truk garpu) di warehouse yang sebelumnya berbahan bakar diesel diubah ke bahan bakar elektrik, hingga berinvestasi dalam panel surya.

“Beberapa dari proyek yang telah kami investasikan itu telah disertifikasi oleh Badan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Ini termasuk membeli listrik energi terbarukan dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang merupakan pemasok di Indonesia, dan kemudian kami juga telah membayar jasa para ahli di Indonesia dan juga di dunia yang memiliki klaim yang disertifikasi dan tervalidasi untuk mengurangi atau menyerap karbon. Kami juga memutuskan untuk bisa untuk menyelesaikan penanaman sekitar 50 ribu pohon di Indonesia dengan bantuan dari KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan),” ucap CEO PT Mowilex Indonesia.

Baca juga: Pabrik baru cat Mowilex siap beroperasi 2021

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023