Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) akan meningkatkan pengamanan VIP di Pangkalan Udara (lanud) Halim Perdanakusuma, yang kerap digunakan penerbangan kepala negara dan tamu-tamu kenegaraan. "Pangkalan Udara memiliki keunikan yakni Skuadron VIP, yang senantiasa harus tanggap dan waspada terhadap berbagai ancaman, termasuk yang mengancam kepala negara serta tamu-tamu negara lain yang berkunjung ke Indonesia," kata Komandan Wing I Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi di Jakarta, Selasa. Ditemui ANTARA Newsusai meninjau langsung latihan Rajawali Perkasa 2006 ia mengatakan, kondisi lingkungan strategis yang mengarah pada era transparansi, isu HAM, lingkungan hidup, kejahatan trans nasional serta berbagai macam konflik yang terjadi di beberapa negara, seperti Israel-Lebanon, berdampak pada situasi keamaan dalam negeri. Inflitrasi asing, menurut dia, tidak menutup kemungkinan telah berhasil membangun jaringan dengan agen-agennya dan terus melakukan aksi teror dan sabotase terhadap obyek-obyek strategis termasuk Pangkalan Udara. "Bahkan saat ini ditengarai negara musuh telah memperbesar kekuatan militernya di Pulau Kadal, baik unsur darat, laut dan udara. Berdasarkan laporan Kosek I Hanudnas, terjadi peningkatan aktivitas pesawat tidak dikenal bermanuver di selatan wilayah Indonesia," katanya. Tidak itu saja, kata Asep, ancaman konflik di beberapa daerah oleh aktivitas kelompok radikal kiri dan separatisme juga mewarnai situasi keamanan dan politik dalam negeri. "Untuk mengantisipasi berbagai ancaman itu perlu ada latihan untuk melaksanakan Operasi Dukungan Udara, Pengamanan dan Pertahanan Pangkalan serta didapatnya masukan untuk menyempurnakan piranti lunak yang berlaku di Lanud Halim beserta jajarannya," katanya. Latihan yang berlangsung sejak 24 Juli itu melibatkan 450 personel dari berbagai satuan TNI Angkatan Udara, dan 12 pesawat seperti C-130 Hercules, CN-235 dan Boeing 737. Pada Latihan Dinamika/Manuver/Lapangan Selasa (25/7) diskenariokan pesawat kepresidenan mengalami `trouble` sehingga presiden dan rombongan terpaksa harus berpindah ke pesawat lain. Sambil menunggu pesawat lain disiapkan, presiden dan rombongan dibawa menuju VIP Room. Selain itu, dalam latihan lapangan tersebut disimulasikan pesawat asing menyusup ke Lanud Halim, dan langsung di paksa turun atau force down oleh tim buru sergap dengan dua pesawat tempur TNI AU F-16.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006