Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, belum bergerak nilainya atau stagnan pada posisi Rp10.045 per dolar AS.

Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, di Jakarta mengatakan bahwa langkah Bank Indonesia yang mengeluarkan instrumen "Foreign Exchange" (FX) "Swap" menahan pelemahan nilai tukar rupiah lebih dalam terhadap dolar AS pada sore ini.

"Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tertahan oleh langkah Bank Indonesia yang memiliki instrumen baru untuk menjaga nilai tukar rupiah," ujar dia.

Ia menambahkan, dengan adanya fasilitas itu, dana asing yang keluar dari pasar modal dapat terdeteksi sehingga pergerakan nilai tukar domestik dapat lebih stabil.

"Selama ini, `hot money` dari pasar modal cenderung sulit dikendalikan, diharapkan dengan adanya fasilitas itu dapat dikendalikan sehingga berdampak positif bagi rupiah," kata dia.

Ruly juga mengatakan bahwa harga minyak dunia yang di atas level 100 dolar AS per barel masih menjadi sentimen negatif bagi Neraca Perdagangan Indonesia (NPI).

"Meningkatnya harga minyak akan membuat NPI makin defisit sehingga membuat nilai tukar domestik cenderung melemah terhadap dolar AS," kata dia.

Meski demikian, lanjut dia, dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi diharapkan dapat membantu mengurangi defisit NPI yang disebabkan oleh minyak dan gas.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya menjadi Rp10.070 dibandingkan dengan posisi sebelumnya (18/7) Rp10.059 per dolar AS.
(KR-ZMF/D007)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013