Jakarta (ANTARA) - Kode QR kini menjadi salah satu teknologi yang sudah umum digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya mulai dari kebutuhan informasi hingga kebutuhan pembayaran.

Meski kerap memudahkan hidup, kode QR juga berpotensi untuk mendatangkan petaka apabila penggunanya tak skeptis sebelum melakukan scan atau pemindaian. Komisi Perdagangan Federal (FTC) dalam laporan The Verge, Senin, memperingatkan bahwa kode QR Code dapat menimbulkan petaka dari sisi keamanan dan privasi di ruang digital.

Apalagi jika kode QR tersebut ditemukan lewat teks atau email, maka pengguna layanan harus lebih teliti karena bisa saja pelaku kejahatan melakukan praktek meniru identitas sebuah instansi resmi untuk akhirnya mereka dapat menerima keuntungan baik berupa informasi sensitif hingga uang elektronik.

Dalam laporan lainnya dari The New York Times disebutkan kejahatan menggunakan kode QR cukup banyak terjadi di ruang digital.

Laporan itu memuat pernyataan dari Kepala Investigasi Siber dari Perusahaan Keamanan Siber Trellix John Fokker yang menyebutkan di kuartal ketiga 2023 perusahaannya menemukan lebih dari 60.000 sampel serangan siber dengan basis kode QR.

Baca juga: Pengamat UI imbau masyarakat waspadai QR Code palsu

Di antara itu semua penipuan yang paling populer di antaranya melibatkan peniruan identitas personel HRD serta penipuan gaji. Dan tentu saja penipuan tersebut memberikan kerugian ekonomi kepada korban.

Terkait penipuan kode QR, di Indonesia pernah terjadi pada April 2023. Penipu menggunakan QR Code berupa QRIS di beberapa kotak amal di masjid menggunakan kedok "Restorasi Masjid". Setelah diselidiki oleh pihak berwenang didapatkan fakta bahwa pelaku mengantongi Rp13 juta setelah sepekan beraksi menyebarkan kode QRpalsu tersebut.

Maka dari itu, pengguna teknologi perlu terus berhati-hati saat sebelum memindai kode QR dan tetap menjaga sikap skeptis saat akan mentransfer baik itu data sensitif maupun uang elektronik saat memindai kode.

Salah satu rekomendasi yang diberikan FTC agar tidak pengguna teknologi tidak tertipu kode QR palsu ialah lebih baik mengabaikan email yang tidak terduga dan mengandung kode QR.

Apabila memang memiliki kebutuhan dan akhirnya pengguna menyetujui untuk mengikuti panduan dari kode QR terkait, setelah memindai ada baiknya memeriksa alamat situs web atau sumber dari kode QR sebelum melakukan pertukaran data baik informasi maupun transaksi.

Jika pengguna memang sudah mengetahui situs web terkait, ada baiknya pengguna langsung menuju ke sumber tersebut dan tidak perlu menggunakan akses dari kode QR agar keamanan lebih terjaga.

Terakhir, pengguna harus terus melakukan pembaruan sistem keamanan pada perangkatnya, memiliki kata sandi yang baik, dan mengaktifkan autentikasi dua faktor untuk akun-akun yang bersifat sensitif.

Agar terhindar dari penipuan QR Code apabila anda merasa tidak yakin dengan suatu kode, maka jangan memindai kode tersebut.

Baca juga: Tips menghindari kode QR palsu

Baca juga: Marak penipuan dengan file APK, begini saran pakar keamanan siber

Baca juga: Promotor konser perlu investasi untuk keamanan siber

Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023