Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara berharap Program Catalytic Fund dapat meningkatkan prinsip keberlanjutan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik (Environment, Social, and Good Governance) oleh perusahaan.

Program ini baru diluncurkan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP).

“Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan scope dunia usaha agar makin penuhi  ESG. Kalau semakin memenuhi ESG, semakin bisa dapat financing,” kata Suahasil dalam peluncuran Program Catalytic Fund di Jakarta, Senin.

Ia berharap program ini dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan kapasitas penerapan prinsip ESG keempat start up.

“Anggap saja (keempat start up) sedang mengikuti tes. Saya berharap betul tes pertama ini baik, logika revolving fund-nya berjalan kemudian, dan grant-nya diberikan sebagai pendamping,” katanya.

Baca juga: Wamenkeu: Pemerataan ekonomi antardaerah masih jadi tantangan RI

Melalui Program Catalytic Fund, BPDLH memberikan penguatan penerapan prinsip ESG senilai 100 ribu dolar bagi empat start up.

Keempat start up tersebut terdiri dari dua start up akuakultur yakni Fishlog dan Delos, start up GreenHope yang berfokus mengelola dan mendaur ulang sampah, serta Cakap yang menyediakan jasa pendidikan bahasa Inggris.

Setelah melalui program penguatan kapasitas sampai Oktober 2024, setiap start up akan diberikan pendanaan secara bertahap dengan besaran yang akan ditentukan usai program peningkatan kapasitas berakhir.

Suahasil juga berharap semakin banyak perusahaan di Indonesia, tidak hanya perusahaan-perusahaan besar, yang dapat terlibat dalam Bursa Karbon Indonesia dengan Incentive Mitigation Outcomes dari BPDLH dan UNDP.

“Saya senang karena Incentive Mitigation Outcomes diarahkan juga kepada pelaku usaha mikro dan kecil, ini juga bagus,” katanya.

Baca juga: Wamenkeu serukan reformasi kebijakan di tengah fragmentasi geoekonomi

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023