Washington (ANTARA News) -  Mantan koresponden Gedung Putih Helen Thomas tutup usia pada umur 92 tahun.

Thomas,  yang selama 49 tahun bertugas di Gedung Putih untuk pemberitaan  di United Press International dan koran Hearst,  tutup usia karena sakit yang sudah lama dia idap, ungkap organisasi wartawan Washington, Gridiron Club and Foundation, seperti dikutip Reuters.

Sepanjang kariernya, dia mendobrak berbagai pantangan bagi perempuan jurnalis. Thomas juga dikenal dengan pertanyaan yang "langsung ke pokok" dan di akhir konferensi pers selalu mengucapkan "terima kasih Pak Presiden".

Beberapa rekannya menilai gaya bertanya Thomas pada masa-masa akhirnya di Gedung Putih terlalu "sengit" dan "agenda-driven".

Presiden Barack Obama memuji Thomas dengan kalimat "Pertanyaannya sengit karena dia yakin bahwa demokrasi dalam keadaan terbaik jika kita menanyakan hal yang sulit dan meminta  pemimpin memberi jawaban."

Obama mengaku bahwa Thomas "selalu berhasil membuat para presiden - termasuk saya - mati kutu."

Thomas berkarier sebagai kolumnis di koran Hearst selama 10 tahun sedangkan di UPI dia sebagai reporter berita langsung.

Tahun 2010 dia menyatakan pensiun dari Hearst setelah berkomentar soal Israel dan Palestina.  Thomas ketika itu mengatakan  bahwa Israel "harus segera minggat dari Palestina". Ucapannya terekam di video dan menyebar luas serta jadi perdebatan di Internet.

Dia kemudian memberikan tanggapan atas hal tersebut "saya sangat menyesali komentarku pada pekan lalu mengenai Israel dan Palestina. Ucapan saya tidak mencerminkan keyakinanku bahwa perdamaian akan tiba di Timur Tengah asalkan semua pihak menyadari perlunya saling menghormati dan toleransi. Semoga saat itu segera tiba."

Thomas mengeritik media karena "lembut" dan enggan mempertanyakan pemerintah. Dia mengemukakan hal itu dalam bukunya "Watchdogs of Democracy? The Waning Washington Press Corps and How It Has Failed the Public."

Dia merasa media telah "main mata" dengan Presiden George W Bush karena tidak cukup kritis mempertanyakan perang Irak.  Pada tahun 2003 Thomas menyebut George W Bush "Presiden terburuk".

Tahun 2009 dia bertanya pada Obama "Kapan kita keluar dari Afghanistan? mengapa kita terus membunuh dan juga mati di sana? Apa alasan sebenarnya? Jangan beri jawaban gaya Bush 'kalau kita tidak ke sana, mereka yang ke sini'."

Thomas yang lahir dari imigran asal Lebanon, tumbuh besar di Detroit. Dia memulai karier sebagai petugas pembuat salinan di Washington Daily News (kemudian menjadi United Press tahun 1943).

Dia menjadi perempuan pertama sebagai koresponden Gedung Putih dan menjadi ketua asosiasi wartawan kepresidenan.

Dia juga menjadi perempuan pertama yang masuk perkumpulan jurnalis Washington, Gridiron Club, tahun 1975 bahkan menjadi perempuan pertama sebagai ketua perkumpulan itu tahun 1993.

Thomas menikah dengan saingannya dalam profesi, Douglas Cornell dari Associated Press tahun 1971. Cornell meninggal tahun 1982.

Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013