Dengan panjang 1.900 meter, Jembatan Pandansimo ini dijadwalkan untuk dikerjakan selama 408 hari kalender
Bantul (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mulai membangun Jembatan Pandansimo di Ngentak, Kelurahan Poncosari Kecamatan Srandakan  Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan panjang mencapai 1,9 kilometer.

"Dengan panjang 1.900 meter, Jembatan Pandansimo ini dijadwalkan untuk dikerjakan selama 408 hari kalender," kata Kepala Balai Besar Pengadaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Jawa Tengah – DIY Rien Marlia dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Jembatan Pandansimo di Bantul, Senin.

Menurut dia, pembangunan Jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kabupaten Bantul dengan Kulon Progo ini merupakan bagian dari rangkaian jalur trans selatan Jawa yang diharapkan dapat meningkatkan pemerataan ekonomi di bagian selatan Jawa.

Rien mengatakan lokasi Jembatan Pandansimo yang berada pada karakteristik tanah yang berpasir dan muka air tanah dangkal, serta dekat dengan pusat gempa Sesar Opak dengan radius kurang dari 10 kilometer menyebabkan jembatan memiliki kerentanan likuifaksi.

Oleh karena itu, kata dia, konstruksi Jembatan Pandansimo menggunakan teknologi LRB atau Lead Rubber Bearing untuk mengakomodir pergerakan selama gempa.

"Jembatan Pandansimo juga dipercantik dengan pemasangan ornamen yang mengusung kearifan lokal," katanya.

Baca juga: Pemkab Bantul tetapkan Kelurahan Tirtohargo sebagai Desa Maritim

Baca juga: Bantul ajak anak muda tumbuhkan kreativitas kembangkan pariwisata


Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan Jembatan Pandansimo merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan menjadi sarana pendukung mobilitas dan memperkuat konektivitas wilayah selatan provinsi ini.

Selain itu, kata Sultan, jembatan ini dianggap sebagai elemen kunci dalam memperkuat konektivitas Pulau Jawa bagian selatan, membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Hal ini diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di sepanjang koridor tersebut.

"Bagi DIY sendiri, momentum 'groundbreaking' hari ini bukan hanya seremonial belaka, tetapi diharapkan menjadi awal lahirnya ide-ide inovatif," kata Gubernur.

Gubernur DIY juga menekankan bahwa pembangunan Jembatan Pandansimo menjadi simbol pembuka kesejahteraan bagi masyarakat Kabupaten Bantul dengan semangat "Projotamansari" serta masyarakat Kulon Progo dengan semangat "Binangun".

"Saya optimistis adanya Jembatan Pandansimo tidak hanya menjadi modal mobilitas transportasi, tetapi juga menjadi konektor pengembangan sektor ekonomi, logistik, dan berbagai sektor lainnya di wilayah Bantul dan Kulon Progo," kata Sultan.

Baca juga: Bantul gandeng perguruan tinggi tingkatkan kualitas desa wisata

Baca juga: Bantul mudahkan pelaku usaha peroleh info status izin reklame

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023