Sudah siap peresmian. Sudah selesai 36 hektare, tinggal tambah lagi 40 hektare
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perikanan dan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tb Haeru Rahayu mengatakan pembangunan modelling (proyek percontohan) budidaya nila salin di Karawang, Jawa Barat, telah selesai.
 
“Sudah siap (peresmian). Sudah selesai 36 hektare, tinggal tambah lagi 40 hektare,” ujar Tebe sapaan akrab Tb Haeru Rahayu ditemui di Jakarta, Senin.
 
Tebe menuturkan tambahan pembangunan seluas 40 hektare dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari sisi ekonomi.
 
Dari pasar global, Tebe menuturkan komoditas nila salin atau tilapia memiliki potensi ekspor sebesar 13,9 miliar dolar AS pada 2022 serta diprediksi 10 tahun ke depan mampu mencapai 24,6 miliar dolar AS.
 
Produk nila salin siap olah dalam bentuk fillet atau potongan daging tanpa tulang asal Indonesia memiliki pasar utama yang diminati oleh Amerika Serikat sebesar 80 persen.

Baca juga: Trenggono ungkap dari 80.000 kapal ikan baru 6.000 yang ada ijin

Baca juga: Menteri KP tawarkan investasi benih lobster ke pemerintah Vietnam
 
“Sebanyak 80 persen saat ini diminati oleh AS, sisanya ke Eropa dan Jepang. Fillet ya,” jelasnya.

Produk nila salin dalam bentuk fillet ini ditargetkan akan dikemas dengan ukuran 700 gram ke atas atau dua ekor dalam 1,5 kilogram.

KKP mulai membangun modelling atau proyek percontohan klaster budidaya ikan nila salin di Karawang sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi ikan nila nasional.

Modelling tersebut juga diharapkan memicu kegiatan ekonomi dan secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan yang menjadi tantangan bersama yaitu bisa terus meyakinkan masyarakat agar mereka tetap tertarik membudidayakan ikan nila salin sesuai dengan kaidah Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).

Kepala Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, M.Tahang mengatakan, pihaknya saat ini berupaya menggenjot produksi benih ikan nila jenis unggul yang telah melewati penyesuaian secara bertahap.
 
Dirinya memprediksi modelling ini mampu menghasilkan potensi ekonomi sebesar Rp20 miliar per siklus.

Baca juga: KKP antisipasi masuknya COVID-19 melalui pintu Bandara Soetta

Baca juga: Menteri Trenggono ungkap produksi udang nasional capai 1,09 juta ton

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023