Dengan terefleksinya komponen e-commerce dalam inflasi nanti, mudah-mudahan target inflasi 1,5 persen hingga 3,5 persen pada 2024 bisa lebih baik
Jakarta (ANTARA) - Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Ferry Irawan berharap penghitungan angka inflasi bisa semakin akurat dengan acuan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang baru.

Pasalnya, acuan baru yang nantinya akan digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) pada penghitungan inflasi 2024 akan lebih menggambarkan kondisi setelah pandemi COVID-19 melanda, di mana semakin banyaknya perubahan konsumsi maupun gaya hidup masyarakat.

"Dengan begitu harapannya juga desain kebijakan yang pemerintah lakukan dengan menggunakan basis inflasi tersebut menjadi lebih akurat dan tepat sasaran," kata Ferry dalam acara Sosialisasi hasil SBH 2022 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Selasa.

Ferry menuturkan, evolusi acuan pengukuran inflasi memang diperlukan agar perkembangan yang ada bisa ditangkap oleh Indeks Harga Konsumen (IHK). Beberapa perkembangan dimaksud yakni antara lain mulai tingginya tekanan inflasi di daerah yang berbasis pedesaan, hingga pergeseran budaya konsumsi masyarakat ke e-commerce.

Untuk menyesuaikan perkembangan tekanan inflasi di daerah, acuan baru IHK yang didapat dari Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 menambahkan 60 kabupaten sampel baru IHK, sehingga totalnya menjadi 150 kabupaten/kota IHK.

Adapun sebelumnya tekanan inflasi memang cenderung terjadi di perkotaan, sehingga acuan dasar penghitungan IHK hanya terdiri atas 90 kabupaten/kota.

Sementara untuk menyesuaikan pergeseran budaya konsumsi masyarakat ke e-commerce, terdapat penambahan pasar daring (online) sebagai komponen baru penghitungan inflasi.

Menurut dia, penyertaan pasar daring sebagai komponen IHK tersebut bisa lebih menjaga inflasi lantaran harga barang di pasar daring cenderung lebih terjaga dan tidak fluktuatif dibandingkan dengan pasar konvensional.

Terjaganya harga barang di pasar daring disebabkan pembentukan harga di pasar tersebut relatif lebih nyata karena tidak disertai dengan beban biaya sewa toko atau kepemilikan aset.

"Dengan terefleksinya komponen e-commerce dalam inflasi nanti, mudah-mudahan target inflasi 1,5 persen hingga 3,5 persen pada 2024 bisa lebih baik lagi," ucap dia.


Baca juga: BPS gunakan acuan baru dalam penghitungan inflasi mulai 2024
Baca juga: Kemenko: Tambahan wilayah sampel IHK motivasi daerah kelola inflasi
Baca juga: Airlangga: Pertumbuhan ekonomi daerah harus diikuti inflasi terjaga

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023