Dalam menghadapi transisi energi, tantangan ketidaksesuaian lokasi antara sumber energi terbarukan dengan permintaan energi yang ada, perlu diselesaikan
Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi National Energy Company, PJSC (TAQA) untuk mengembangkan interkoneksi jaringan trasmisi (transmission grid interconnection) dan jaringan listrik pintar (smart grid) di Indonesia.

Penandatangan nota kesepahaman (MoU) dilakukan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Group CEO and Managing Director TAQA Jasim Husain Thabet di sela Conference of the Parties ke-28 (COP28) di Dubai, UEA.

Darmawan, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan dalam menghadapi transisi energi, tantangan ketidaksesuaian lokasi antara sumber energi terbarukan dengan permintaan energi yang ada, perlu diselesaikan.

Menurutnya, penyesuaian ini menjadi kunci untuk mencapai keselarasan antara pasokan dan permintaan yang berkelanjutan.

"Untuk mengatasi ini kita harus merancang dan membangun yang dinamakan dengan green enabling transmission. Untuk itu, studi yang harus dijalankan pertama adalah bagaimana kita dari sudut pandang energy modeling system ini harus dipetakan semuanya dan dirancang green enabling transmission yang betul–betul fit," ujarnya.

Selanjutnya, Darmawan menjelaskan bahwa kolaborasi antara PLN dan TAQA merupakan upaya mempercepat transisi energi melalui pengembangan peningkatan jaringan transmisi dan interkoneksi, serta mengembangkan penerapan teknologi smart grid untuk memungkinkan pengelolaan distribusi sumber energi dan terbarukan yang efektif dan stabil.

"Ini ada koridor dari Sumatra ke Jawa, ada koridor Sulawesi, nanti selanjutnya ada koridor dari Kalimantan ke Jawa, kemudian juga ada koridor dari Nusa Tenggara sampai ke Jawa. Kita juga membangun state of the art of technology of smart grid, ini tentu saja termasuk flexible generation, kemudian juga ada smart control design dispatch center," katanya.

Darmawan menegaskan bahwa kerja sama yang terjalin ini bukan sebuah kolaborasi pada satu kawasan tetapi secara global. Maka dari itu, PLN tengah menjalin kerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk pengembangan smart grid.

"Seperti kemarin kita juga ada kerja sama dengan Global Power System Transformation Consortium (G-PST). Dalam perancangan ini kita membangun suatu sistem dengan state of the art dengan teknologi yang paling canggih sehingga kita mampu menjalankan transisi energi ini berjalan dengan smooth," tuturnya.

Sementara itu, Jasim mengatakan antusiasmenya melakukan kerja sama dengan PLN akan mendorong perubahan transformasional yang selaras dengan pengembangan smart grid.

"Fokus pada peningkatan kapasitas untuk memanfaatkan energi terbarukan hingga desain yang lebih sempurna adalah kunci evolusi kita menuju masa depan berkelanjutan," ujarnya.

Jasim menekankan bahwa untuk menciptakan sebuah inovasi yang lebih maju, kolaborasi adalah kunci utama untuk menciptakan sebuah ekosistem distribusi kolaboratif guna mendorong inovasi dan kemajuan teknologi.

"Bersama-sama, kita membangun masa depan yang lebih terang dan berkelanjutan untuk semua," ucapnya.

TAQA adalah grup utilitas dan energi terdiversifikasi yang berkantor pusat di Abu Dhabi, UEA, serta memiliki investasi signifikan dalam aset pembangkit listrik, air, transmisi, dan distribusi.

Baca juga: Presiden Jokowi: Pemanfaatan "smart grid" listrik harus dioptimalkan
Baca juga: EBT Jadi Energi Masa Depan, PLN Siap Perkuat Smart Grid
Baca juga: Kementerian ESDM: Jaringan listrik cerdas jadi kunci capai target NZE

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023