Jakarta (ANTARA/JACX) – Calon presiden dengan nomor urut tiga Ganjar Pranowo dalam debat pertama Pilpres 2024 menyatakan bahwa akses pekerjaan dan internet di Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak sama dengan Pulau Jawa.

Hal itu diungkapkan dalam debat pertama yang mengusung tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga di Jakarta, Selasa.

Debat tersebut diikuti tiga pasangan calon yakni nomor urut satu yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut dua yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut tiga yakni Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Berikut pernyataan capres Ganjar Pranowo tersebut:

“Saya berjalan ke NTT. Kami ketemu dengan masyarakat yang ada di sana. Pak Ganjar, kenapa kami anak muda tidak mudah mendapatkan akses pekerjaan, padahal itu hak kami. Kenapa kemudian kami kesulitan untuk mendapatkan akses internet karena kami butuh belajar. Tidak sama dengan di Jawa,”

Namun, benarkah pernyataan tersebut?

Penjelasan:

Dosen Ekonomi dan Peneliti untuk isu korupsi dan good governance, FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zuhairan Yunmi Yunan, menunjukan data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) mengatakan pengguna internet di Indonesia mencapai 210 juta jiwa atau 77,02 persen dari jumlah penduduk. Namun masih ada sekitar 23 persen yang belum sama sekali dapat mengakses internet untuk berbagai tujuan.

Survei APJII menunjukkan kontribusi pengguna internet sebagian besar berada di Pulau Jawa (43,92 persen), Sumatera (16,63 persen), dan Sulawesi (5,53 persen). Sedangkan lainnya di bawah lima persen, yaitu Kalimantan (4,88 persen), Nusa Tenggara (2,71 persen), Papua (1,38 persen), Bali (1,17 persen), dan Maluku (0,83 persen). Menunjukkan bahwa pengguna Internet di Indonesia Timur kurang dari lima persen, dilansir dari VOA Indonesia.

Selain itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan penggunaan internet di NTT masih jauh tertinggal dibandingkan dengan provinsi lainnya. Tingkat penetrasi internet di Indonesia Timur pada 2023, Nusa Tenggara mencapai 3,65 persen atau lebih tinggi dari internet di Maluku dan Papua yang mencapai 1,09 persen dan 1,65 persen.

"Provinsi NTT hanya lebih baik dibandingkan dengan Papua. Keberadaan sinyal pun masih menjadi kendala, di mana hampir 50% desa di NTT tidak mempunyai sinyal internet yang kuat," ujarnya, dilansir dari Bisnis.com.

Dengan demikian, pernyataan akses pekerjaan dan internet di NTT tidak sama dengan Jawa merupakan benar. Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media di Indonesia.(Tiara Hana Pratiwi)

Cek fakta: Prabowo Subianto sebut saat ini Indonesia masih aman dan damai

Cek fakta: Anies Baswedan sebut dirinya Gubernur DKI Jakarta yang paling banyak berikan izin rumah ibadah

Baca juga: BAKTI Kominfo targetkan 2025 semua desa miliki konektivitas digital

 

 

 

Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2023