Karena institusi kepolisian merupakan simbol dari penegakan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia."
Jakarta (ANTARA News) - Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Nia Elvina, M.Si menyatakan bahwa serangan terhadap institusi kepolisian, seperti kasus pemboman kantor polisi mesti dibaca dalam perspektif sebagai aksi protes terhadap ketidakadilan yang masif terjadi sekarang ini.

"Karena institusi kepolisian merupakan simbol dari penegakan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia," katanya di Jakarta, Selasa.

Memberikan ulasan mengenai semakin meningkatnya kasus pemboman terhadap institusi kepolisian, ia mengatakan dalam perspektif sosiologis, pesan yang ingin disampaikan oleh para pelaku pemboman itu mempunyai arti yang sangat mendalam.

Ia mengatakan bahwa pemboman institusi kepolisian dapat diartikan sebagai aksi protes terhadap ketidakadilan yang masif terjadi sekarang ini.

"Atau dengan kata lain aksi protes terhadap `kemandulan` institusi penegakan hukum kita," kata anggota peneliti Kelompok Studi Perdesaan Universitas Indonesia (UI) itu.

Ditambah lagi, kata dia, tidak sedikit kasus anggota kepolisian yang terlibat korupsi.

Menurut dia, jika dikaji, sumber utama dari masifnya kekacauan sosial yang sering terjadi akhir-akhir ini merupakan representasi dari semakin menjauhnya internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Nilai-nilai Pancasila yang seharusnya menjadi pedoman bertindak atau berbuat bagi pemimpin, para birokrat dan legislator kita, telah diabaikan," kata Sekretaris Program Sosiologi Unas itu.

Akibatnya, kata dia, degradasi moralitas di negara ini semakin tajam.

Untuk itu, menurut dia, semua komponen masyarakat harus kritis menyikapi hal ini.

"Kita harus insyaf bahwa masyarakat yang kritis dan komunikatif yang mempunyai kesadaran politik lah yang bisa mendorong terjadinya proses kemajuan bangsa kita," demikian Nia Elvina. (A035/M029)

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013