Pontianak (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat meluncurkan inovasi baru, yaitu aplikasi peta potensi rawan banjir untuk mempercepat informasi peringatan dini banjir, khususnya bagi para petani.

"Aplikasi tersebut sudah dapat diakses melalui web BMKG Kalbar," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Kalbar Luhur Tri Uji Prayitno saat ditemui di Pontianak, Rabu.

Dia mengatakan untuk saat ini aplikasi tersebut masih berbentuk web, ke depannya diupayakan agar dapat berbasis android, sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat.
Baca juga: BMKG: Kalbar tiga hari ke depan berpotensi hujan lebat

"Selama ini BMKG sudah memberikan informasi peringatan dini banjir di seluruh Indonesia, namun hal tersebut belum terlalu efektif," tuturnya.

Untuk itu, pihaknya berupaya mengembangkan lagi proses pemberian informasi kepada masyarakat terhadap peringatan dini banjir yang tidak hanya di pemukiman penduduk dan perkebunan, tetapi juga di daerah persawahan.

"Kami juga akan mengajukan perizinan dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan) agar dapat mengakses data vegetasi dari tanaman di persawahan yang akan digabungkan dengan data rawan banjir dari BMKG," tuturnya.

Ia mengungkapkan selama ini para petani masih belum terlalu peduli dengan informasi rawan banjir, karena belum sadar akan dampak buruk yang ditimbulkan pada tanaman mereka di persawahan.

"Maka dari itu, BMKG mengembangkan informasi yang lebih spesifik untuk para petani lewat aplikasi tersebut," katanya.

Baca juga: BMKG Supadio prediksikan cuaca ekstrem di Kalbar

Baca juga: BMKG prediksi gelombang tinggi dampak cuaca ekstrem di Kalbar


Ia berharap dengan adanya aplikasi peta potensi rawan banjir ini akan membantu proses percepatan informasi untuk para petani agar lebih siaga serta tidak terjadi kerugian ekonomis karena banjir.

"Informasi-informasi yang sudah kami kumpulkan dari petani serta dinas pertanian tersebut, diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah setempat untuk diinformasikan lebih lanjut kepada masyarakat," kata Luhur.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023