Kerja sama menurunkan percepatan penurunan stunting dengan para mitra sangat penting dan sudah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa pembangunan berkelanjutan 2030 adalah milestone untuk mencapai Indonesia Emas 2045
Jakarta (ANTARA) -
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama mitra berkolaborasi dalam Program Pasti guna mengakselerasi percepatan penurunan stunting.
 
"Kata Pasti memberikan energi positif untuk yakin bahwa kita bisa sukses, dan Pasti juga banyak dipakai untuk percepatan penurunan stunting," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat memberikan sambutan secara daring di Jakarta, Kamis.
 
Program kemitraan Pasti dimulai sejak tahun 2023 di empat provinsi yakni Kalimantan Barat, Banten, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada delapan kabupaten. Tahun depan  akan ditambah enam kabupaten di empat provinsi yang sama.

Dalam kemitraan ini BKKBN menjalin kerja sama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Tanoto Foundation, Amman, BCA, Bakti Barito, dan Wahana Visi Indonesia.
 
Hasto menyebutkan tantangan paling besar saat ini bagi Indonesia adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pemerintah tidak bisa bergerak sendiri untuk meningkatkan kualitas SDM dan percepatan penurunan stunting.
 
"Ada momentum yang tidak bisa kita hindari yaitu peluang bonus demografi. Kita dibatasi waktu yang sempit tetapi harus sukses, harus ada kepekaan terhadap krisis dan urgensi yang kita bangun, bahwa pembangunan SDM harus diarusutamakan oleh semua yang ada di daerah, pusat, dan masyarakat," ujarnya.

Baca juga: BKKBN gelar Rakornis 2023 optimalkan peran mitra turunkan stunting
 
Dalam mengatasi masalah yang mendasar, lanjutnya, pemerintah hanya berkontribusi 30 persen. Selain itu perlu kolaborasi multi-pihak dari unsur akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media.
 
"Kerja sama menurunkan percepatan penurunan stunting dengan para mitra sangat penting dan sudah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa pembangunan berkelanjutan 2030 adalah milestone untuk mencapai Indonesia Emas 2045," tuturnya.
 
Untuk itu ia berharap kepada para mitra agar mengadopsi pembelajaran-pembelajaran untuk edukasi, baik itu percepatan penurunan stunting maupun peningkatan kualitas SDM agar menjadi riset tersendiri bagi BKKBN dan seluruh pemangku kepentingan.
 
"Kami berterima kasih kepada semua pihak, termasuk para mitra ini, untuk mengakselerasi penurunan stunting di Indonesia. Semoga semangat kita bermitra dapat benar-benar mengurangi stunting di Indonesia," kata Hasto.

Baca juga: BKKBN: Penguatan sinergi dengan mitra dorong revolusi pola makan anak
 
Sementara itu Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen mengemukakan kemitraan ini memanfaatkan keahlian kolektif dari semua pemangku kepentingan untuk memastikan pendekatan berdampak dan komprehensif terhadap masalah stunting di Indonesia.
 
"Kami mengapresiasi BKKBN atas koordinasi lintas sektor untuk menurunkan stunting di Indonesia. Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Jokowi menghasilkan pernyataan bersama untuk merayakan kemitraan Pemerintah AS dan Indonesia dalam bekerja sama pembangunan berkelanjutan, termasuk kesehatan masyarakat," kata Jeff.
 
Jeff juga mengaku sangat senang atas pengalaman berkunjung di Kupang NTT, di mana ia mendapati berbagai makanan yang disajikan dalam Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) berasal dari bahan-bahan lokal.
 
"Saya sangat senang bahwa makanan di pos gizi Dashat berasal dari bahan lokal dan memanfaatkan bahan lokal. Saya juga melihat antusiasme anak-anak saat makan. Kunjungan ini memberikan kesan positif tentang inisiatif gizi berbasis masyarakat di Kupang," ujarnya.
 
Ke depan ia berharap kemitraan berbasis komunitas dan masyarakat ini akan terus berjalan secara berkelanjutan.

Baca juga: USAID kagum, pemberdayaan perempuan di Kampung KB sangat kuat

 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023