Makassar (ANTARA News) - Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono kembali mendesak PBB untuk menghentikan peperangan yang terjadi antara Israel dan pejuang Hezbollah di Lebanon yang telah menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang cukup besar. "Indonesia berharap PBB memiliki keberanian menghentikan peperangan yang cenderung meluas dan jatuhnya korban warga sipil yang sesungguhnya tidak pantas menjadi korban," kata Kepala Negara di Bandara Hasanuddin Makassar, Rabu. Presiden mengatakan, dalam perang di Timur Tengah itu, banyak sekali norma kemanusian, hukum perang dan hukum internasional yang dilanggar karena sasaran sipil terus menjadi target dan korban jiwa tidak berdosa terus berjatuhan. Karena itu, Indonesia untuk kesekian kalinya terus mendesak diambil langkah-langkah bersama secara global seperti dilaksanakannya gencatan senjata dengan segera dan tanpa syarat, penyaluran bantuan kemanusiaan dan logistik kepada warga sipil korban perang itu dilakukan tanpa ada hambatan apapun, rekonstruksi kerusakan serta negosiasi dilanjutkan untuk menemukan solusi damai. "Kalau Dewan Keamanan PBB belum bisa mengambil kesepakanan yang kondusif dan mengikat mengenai solusi damai di wilayah itu, RI menilai perlu diadakan sidang khusus Majelis Umum PBB," ujarnya Kepala Negara yang transit di Makassar dalam perjalanan menuju Papua. Ini sangat penting, katanya, agar rakyat di dunia mempecayai PBB dan negara-negara besar bahwa mererka akan bertindak adil dan betul-betul mencintai perdamaian dan keamanan dunia. Mengenai warga Indonesia yang tewas di Lebanon, Presiden mengatakan bahwa sebuah tim sedang bekerja untuk menemukan dan mencari mereka warga Indonesia yang menjadi korban dalam perang ini. "Kami terus berupaya dengan bekerjasama pihak-pihak internasional untuk menemukan saudara-saudara kita yang bisa diselamatkan di sana," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006