Jakarta (ANTARA News) - Tingginya minat warga DKI Jakarta untuk menukarkan uang receh di Monas yang bisa mencapai sekitar 900 orang setiap harinya ternyata tidak diimbangi dengan sikap tertib dalam antri.

Berdasarkan pantauan di lapangan, karena khawatir pihak bank kehabisan persediaan uang, banyak orang yang tidak tertib dalam antre sehingga kemudian mereka berpindah-pindah jalur antrean penukaran uang.

Orang-orang yang ingin menukarkan uang dibagi dalam tiga kelompok yakni kelompok karyawan, masyarakat umum yang nilai penukarannya maksimal Rp3,7 juta/orang, dan kelompok ketiga yang penukarannya tak terbatas.

Namun ternyata warga yang ingin melakukan transaksi dua kali dan tidak ingin antre di tempat antrean yang sudah disediakan, mencoba antre lagi di tempat khusus karyawan yang relatif tidak terlalu banyak peminatnya.

"Masih banyak warga yang melanggar peraturan yang ada tentang penempatan (pengaturan, red). Jadi jika ada yang melanggar kita hanya melakukan teguran saja," ujar Asisten Direktur Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia, Faisal.


Persediaan cukup

Dalam menyediakan pelayanan penukaran uang, Bank Indonesia bekerja sama dengan 11 bank yang terdiri atas PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), serta PT Bank Jabar dan Banten (BJB).

PT Bank Permata Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT Bank DKI, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan BII juga hadir untuk memenuhi transaksi penukaran uang di Monas.

"Masyarakat diharapkan tidak perlu takut kehabisan uang karena kita sudah menyediakan banyak bank dan masyarakat bebas memilih mau transaksi di bank yang mereka mau," ujar Faisal.

Penukaran uang yang berada di Monas dilaksanakan sejak 10 Juli dan berakhir pada tanggal 2 Agustus 2013 itu, mendapat sambutan antusias dari masyarakat dan banyak dari warga yang sudah antri sejak pukul 08.00 WIB padahal layanan penukaran baru dibuka pukul 09.00 WIB.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013