Pendanaan iklim tetap menjadi prioritas utama operasi ADB untuk Indonesia dengan 50 persen dari total komitmen operasi pada 2023
Jakarta (ANTARA) - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) mencatat komitmen operasi untuk Indonesia diperkirakan mencapai 2,4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp37,2 triliun pada 2023.

Direktur ADB untuk Indonesia Jiro Tominaga menyebutkan, jumlah tersebut mencakup sebesar 2,3 miliar dolar AS untuk operasi pemerintah dan 37,1 juta dolar AS untuk operasi nonpemerintah.

"Pendanaan iklim tetap menjadi prioritas utama operasi ADB untuk Indonesia dengan 50 persen dari total komitmen operasi pada 2023 yang mendukung aksi iklim," ucap Jiro dalam acara "Media Briefing Akhir Tahun ADB di Indonesia" di Jakarta, Kamis.

Jiro mengungkapkan, pendanaan iklim tersebut diberikan berupa pendanaan untuk adaptasi iklim sebesar 687 juta dolar AS atau 29 persen, mitigasi iklim senilai 480 juta dolar AS atau 21 persen, serta pendanaan iklim lainnya sebanyak 1,17 miliar dolar AS.

Terkait transisi energi, proses penghentian dini pembangkit listrik tenaga batu bara di Cirebon yang didukung ADB terus berjalan.

Berdasarkan sektornya, mayoritas operasi ADB untuk Indonesia yakni sebesar 42 persen, dilakukan guna mendukung manajemen sektor publik seperti program daya saing, modernisasi industri, dan akselerasi perdagangan, serta peningkatan produktivitas melalui program sumber daya manusia.

Dalam porsi yang sama, operasi ADB untuk Indonesia dilakukan pada sektor kesehatan guna mendukung program aksi dan transformasi kesehatan esensial, serta proyek peningkatan dan penguatan laboratorium layanan kesehatan primer dan kesehatan masyarakat.

Dia melanjutkan, sebesar 14 persen operasi ADB untuk Indonesia ada dalam sektor pertanian, sumber daya alam, dan pembangunan pedesaan, yang meliputi pengembangan hortikultura di kawasan lahan kering, proyek persiapan pelabuhan perikanan terpadu dan pasar ikan internasional tahap II, serta proyek penanggulangan banjir di Jawa bagian utara.

Kemudian sebesar 2 persen operasi ADB untuk Indonesia yakni pada sektor infrastruktur dan pelayanan air dan perkotaan lainnya (non pemerintah), diberikan kepada Grup Alba untuk proyek daur ulang serta kepada PT Dharma Satya Nusantara untuk proyek agroforestri.

Untuk operasi pada 2024, sambung Jiro, ADB masih terus terlibat dalam diskusi yang hangat mengenai dukungan investasi dan reformasi kebijakan.

Diskusi yang sedang berlangsung untuk 2024 dan seterusnya, yakni mengenai sektor transportasi yang terdiri atas proyek jalan raya di Jawa Selatan dan perluasan Sistem Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

Kemudian, pembahasan mengenai transisi atau lingkungan energi berupa program transisi energi berkelanjutan atau bersih dan program "biru", termasuk pengurangan sampah laut, serta mengenai sanitasi perkotaan berupa proyek sanitasi inklusif di seluruh kota.

"Kami juga berdiskusi mengenai kelanjutan dukungan terhadap program reformasi kebijakan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan keuangan inklusif," ucap dia menambahkan.


Baca juga: Sri Mulyani: ADB dan Bank Dunia siap dukung pembiayaan iklim ASEAN
Baca juga: ADB apresiasi upaya RI atasi perubahan iklim dengan pensiunkan PLTU
Baca juga: ADB dukung RI capai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023