Mewujudkan ketahanan pangan nasional diperlukan kerja sama dengan segenap stakeholders terkait dan petani milenial.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kunjungannya ke Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur menjelaskan berbagai upaya pemerintah dalam membuka akses pasar hingga menambah permodalan kepada 300 petani milenial.

Dalam sesi temu wicara, Menko Airlangga menjelaskan untuk semakin membuka akses pasar tersebut, pemerintah telah melakukan di antaranya dengan meningkatkan infrastruktur subsektor pendukung seperti transportasi dan pergudangan, serta perdagangan ritel, mendorong kemitraan dengan penjamin (offtaker), dan memberikan insentif berupa dukungan permodalan seperti subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Mewujudkan ketahanan pangan nasional diperlukan kerja sama dengan segenap stakeholders terkait dan petani milenial atau petani berusia muda mempunyai peran besar untuk ikut serta mendukung program ketahanan pangan,” kata Menko Airlangga, di Jakarta, Kamis.

Pemerintah juga telah menambah alokasi pupuk subsidi dari 7,7 juta ton pada 2022 menjadi 7,8 juta ton pada tahun 2023. Di sisi lain, pemerintah juga sedang membenahi sistem pemberian pupuk subsidi dengan memvalidasi data dan memastikan penyaluran pupuk sesuai dengan perencanaan dan standar operasional prosedur serta melakukan realokasi distribusi pupuk subsidi.

Lebih lanjut, Menko Airlangga mengungkapkan rasa senang bisa bertemu dan berdialog langsung dengan semua petani milenial dari Kabupaten Lamongan yang hadir.

Untuk memperbanyak jumlah petani milenial, menurutnya, pemerintah menjalankan beberapa hal seperti modernitas sistem Politeknik Pertanian, memanfaatkan teknologi digital, menyediakan fasilitas pendanaan seperti KUR, serta mendukung dan mendorong inovasi.

Menko Airlangga juga mendorong para petani supaya dapat memanfaatkan fasilitas pinjaman KUR, terutama untuk mendapatkan tambahan permodalan. Pemerintah sudah menyiapkan KUR Pertanian hingga mencapai Rp70 triliun yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan permodalan petani, mulai dari on farm hingga off farm maupun hulu sampai hilir.

“Kalau nilai KUR di bawah Rp100 juta tidak perlu jaminan. Bunganya rendah hanya 6 persen per tahun. Ada juga KUR Alsintan yang bisa sampai Rp2 miliar, untuk DP alsintan bayar 10 persen, dan bunganya 3 persen. Dan, KUR Pertanian itu bisa bikin KUR kelompok, sehingga kalau butuh bisa kumpul dan kami bisa salurkan itu,” katanya pula.
Baca juga: BPS: 46,84 persen petani pakai alsintan modern dan teknologi digital
Baca juga: Mentan: Transformasi pertanian modern upaya cetak petani milenial

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023