Gaza (ANTARA) - Militer Israel pada Jumat (15/12) mengakui bahwa tentara mereka tanpa sengaja membunuh tiga sandera yang ditahan Hamas di Gaza selama insiden yang saat ini "sedang ditinjau".

Menurut seorang juru bicara militer Israel, sandera tersebut terbunuh saat terjadi baku tembak dengan pejuang Hamas di Gaza dan mereka menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga..

Mereka berjanji akan melakukan investasi secara transparan atas peristiwa tersebut.
Baca juga: Audio bocor ungkap Israel serang warganya sendiri yang disekap Hamas

Dalam sebuah pernyataan, militer Israel berdalih bahwa saat terjadi pertempuran di Gaza, mereka melihat "tiga sandera Israel tersebut seperti ancaman dan akibatnya tentara mengarahkan tembakan kepada mereka hingga tewas."

Pihak militer Israel mengidentifikasi dua sandera yang tewas tersebut sebagai Yotam Haim yang diculik dari Kibbutz Kfar, serta Samer Talalka, yang diculik dari Kibbutz Nir Am. Kedua orang tersebut diculik Hamas pada 7 Oktober 2023.

Forum Keluarga Orang Hilang dan Sandera, yang mewakili keluarga para sandera menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam.
Baca juga: Hamas: Israel tak peduli dengan warganya yang jadi tawanan di Gaza

"Yotam adalah musisi berbakat dan penggemar musik metal yang mengidolakan band Megadeth, dan Samer adalah penggemar olahraga sepeda yang suka kelililng dan suka berkumpul dengan teman-temannya," demikian disampaikan oleh forum tersebut.

Dalam beberapa hari terakhir, Israel terlibat pertempuran sengit dengan pejuang Hamas yang sering menggunakan pakaian sipil dan para Rabu (13/12) lalu mengumumkan kekalahan terburuk karena kehilangan sebanyak 10 tentara dalam waktu 24 jam.

Hamas menyerbu kota-kota Israel dan membunuh 1.200 orang serta menyandera 240 orang pada 7 Oktober lalu dan Israel kemudian melakukan serangan balasan secara membabi buta dan tidak pandang bulu, menyebabkan hampir 19.000 tewas di Gaza.

Jumlah yang tewas diperkirakan lebih besar karena masih ada yang tertimbun di reruntuhan bangunan.
Baca juga: Palestina sebut lebih dari 3.700 pelajar tewas dalam serangan Israel

Selama masa gencatan senjata selama seminggu pada akhir November lalu, Hamas membebaskan lebih dari 100 orang wanita, anak-anak dan orang asing di Gaza untuk ditukar dengan 240 wanita remaja Palestina yang selama ini berada di penjara Israel.

Mereka ditahan dengan tuduhan percobaan penikaman, melempar batu ke arah tentara Israel atau berhubungan dengan organisasi musuh.

"Bersama seluruh rakyat Israel, saya menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas kematian tiga anak-anak kami yang diculik," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Pasukan Israel bunuh 12 warga Palestina, nodai masjid di Tepi Barat
Baca juga: Dosen di AS diintimidasi daring karena paparkan perjuangan Hamas
Baca juga: Israel kembali bombardir Gaza setelah jeda kemanusiaan berakhir


Sumber: Reuters

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023