Mataram, NTB (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan anggaran sekitar Rp5 miliar untuk program pemasangan penerangan jalan umum (PJU) dengan menggunakan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

"Anggaran tersebut sudah dialokasikan melalui APBD Kota Mataram Tahun 2024," kata Kepala Badan Perencana Daerah (Bappeda) Kota Mataram HM Ramayoga di Mataram, NTB, Senin.

Menurutnya, perencanaan pemasangan PJU dengan menggunakan PLTS ini sebagai salah satu upaya pemerataan sekaligus efisiensi anggaran pembayaran listrik secara konvensional.

Untuk jumlah titik PJU yang akan dipasang secara detailnya, ada di Dinas Perhubungan dan Dinas Kawasan Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram.

"Dinas Perhubungan menangani PJU di jalan utama kota, sedangkan Disperkim mengakomodasi penerangan jalan lingkungan (PJL) yang juga menggunakan PLTS," katanya.

Dikatakan, untuk pemasangan PJU PLTS di jalan kota atau jalan utama, katanya, rencananya difokuskan di Jalan Dr Soejono, kawasan Loang Baloq hingga ke Lingkar Selatan.

"Sedangkan, untuk PJL PLTS dipasang sesuai dengan permintaan masyarakat yang diserap dari aspirasi, sehingga bisa tepat sasaran," katanya.

Kepala Disperkim Kota Mataram M Nazaruddin Fikri di Mataram sebelumnya mengatakan penggunaan PJL dengan tenaga surya sudah dicoba tahun 2022 sebanyak 13 titik yang dipasang pada sejumlah rumah susun sewa (rusunawa) yang ada di Kota Mataram.

"PJL dari tenaga surya memang bagus, tapi pemeliharaan harus rutin agar bertahan lama," katanya.

Menurutnya, untuk satu unit PJU dengan menggunakan tenaga surya memang relatif mahal yakni berkisar Rp27 juta sampai Rp30 juta per titik dan itu sudah termasuk pemasangan.

Kendati demikian, penggunaan PJU tenaga surya ini jauh lebih hemat karena dengan membeli sekali, PJU tenaga surya bisa digunakan hingga sekitar lima tahun.

"Yang penting panelnya tetap dirawat dan dilap. Kita tinggal ganti baterai lima tahun sekali," katanya.

Sementara, jika menggunakan PJU konvensional memang jauh lebih murah, tapi beban pembayaran tagihan bulanan. "Karena itu, jika menggunakan PJU konvensional kita minta diterapkan sistem meter agar penggunaan bisa terukur," katanya.

Data Disperkim sebelumnya menyebutkan kebutuhan PJL di Mataram saat ini tercatat sekitar 5.000 titik tersebar di 325 lingkungan se-Kota Mataram.

"Kondisi sejumlah lingkungan di Mataram masih membutuhkan tambahan PJL, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. PJL juga bisa menambah nilai estetika atau keindahan di lingkungan masing-masing," katanya.

Baca juga: Pemkot Mataram salurkan bantuan mesin produksi kepada 120 UMKM
Baca juga: Pembangunan rumah industri logam di Mataram mencapai 92,44 persen
Baca juga: Dispar Mataram siapkan Rp4,5 miliar revitalisasi Pantai Ampenan 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023