PPP mengimbau diskusi semacam ini menjadi konsumsi sangat-sangat terbatas kaum intelektual belaka. Karena apa yang disampaikan sifatnya provokatif,"
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy atau Romi mengimbau, agar diskusi yang bernada provokatif seperti diskusi Jaringan Islam Liberal (JIL) dan non JIL sebaiknya dihentikan.

"PPP mengimbau diskusi semacam ini menjadi konsumsi sangat-sangat terbatas kaum intelektual belaka. Karena apa yang disampaikan sifatnya provokatif," kata Romi di Jakarta, Sabtu. Dikatakan Romi, guru besar UIN Makassar, Qosim Mathar sangat pintar mencari dan menarik perhatian.

"PPP juga mengimbau kepada JIL dan non JIL untuk tidak mengedepankan amarah, tapi mengedepankan hikmah," kata Ketua Komisi IV DPR RI itu.

Berikut isi dari http://muslimdaily.net/berita/lokal/guru-besar-uin-makasar-rasulullah-: Bertempat di Lecture Theater UIN Alauddin, Samata mulai sekitar pukul 10.00 WITA -- 13.00 WITA, pegiat #IndonesiaTanpaJIL wilayah Makassar bekerja sama dengan BEM-Fakultas Ilmu Kesehatan mengadakan diskusi tentang Islam Liberal dengan menghadirkan dua pembicara.

Diskusi berjalan menarik karena menghadirkan dua pembicara yang memiliki latar belakang pemikiran berbeda antara yang menolak Islam Liberal dengan yang mendukung liberalisme Islam.

Di kubu anti JIL diwakili oleh Akmal Sjafril, MPd.I, sedangkan di kubu pendukung JIL diwakili oleh Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Alauddin Makasar Prof. Dr. HM. Qasim Mathar.

Memulai pembicaraan mengenai definisi agama, Prof. Qasim membuat beberapa pernyataan kontroversial yang membuat diskusi berjalan 'menarik'.

Diantara pernyataan-pernyataan kontroversial lulusan program Doktor IAIN Jakarta itu antara lain adalah: "Tidak akan kafir seseorang yang agamanya Islam walaupun dia melenceng dari ajaran akidah Islam," katanya seperti disampaikan oleh Zilqiah Angraini, salah seorang pegiat #IndonesiaTanpaJIL melalui akun Twitter.(*)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013