Jakarta (ANTARA) - Lembaga Sensor Film (LSF) berencana menciptakan teknologi artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) untuk membantu orang tua dalam mengontrol dan mengawasi konten tontonan anak.

“Kita sedang memikirkan apakah nanti ada AI yang bisa dibuat dalam sebuah aplikasi yang ditanamkan dalam gawai yang kita berikan kepada anak-anak, yang secara otomatis dia bisa membatasi akses maupun konten tontonan mereka,” kata Wakil Ketua LSF Ervan Ismail kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Ervan menjelaskan teknologi AI tersebut dapat secara otomatis menghentikan akses anak terhadap gawai bila telah melewati durasi yang telah ditentukan hingga mampu menghentikan pencarian untuk anak di internet yang berkenaan dengan kata kunci dewasa.

Selain itu, kecerdasan buatan tersebut juga diharapkan dapat memblokir adegan-adegan dewasa pada tayangan yang sedang ditonton oleh anak.

Baca juga: LSF anjurkan orang tua gunakan fitur kontrol tontonan anak

Ide penciptaan teknologi AI spesifik untuk membantu orang tua dalam mengawasi asupan konten yang dikonsumsi anak ini didorong dari penelitian terbaru LSF yang menemukan bahwa sebanyak 54 persen orang tua tidak melakukan pengawasan terhadap konten yang diakses anak.

Penelitian yang dilakukan LSF bersama Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) berjudul "Perfilman, Kriteria Penyensoran dan Budaya Sensor Mandiri" itu menemukan bahwa rata-rata pengawasan yang dilakukan orang tua hanya sebatas pembatasan waktu akses dan penggunaan gawai.

“Satu hal mungkin disebabkan keterbatasan waktu yang dimiliki orang tua di tengah kesibukannya, tidak semua keluarga itu keluarga yang ideal, yang ibunya di rumah, atau orang tuanya mampu untuk memberikan pandangan terhadap satu film, atau konten, untuk itu bantuan AI ini dirasa perlu,” ujar Ervan.

Masih dalam tahap perumusan ide, Ervan mengharapkan kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari perusahaan teknologi informasi (TI), kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi, hingga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk pengembangan kecerdasan buatan tersebut.

“Para ahli TI sebenarnya yang sangat kita harapkan partisipasinya karena kalau mereka mampu untuk mengidentifikasi itu tentunya kita sangat terbantu. LSF tidak bisa sendiri dalam hal ini, perlu kolaborasi dengan kementerian dan lembaga yang menguasai soal teknologi informasi,” Ervan menambahkan.

Baca juga: Menteri PPPA ajak konten kreator ramaikan konten ramah anak

Baca juga: KemenPPPA minta orang tua waspadai konten informasi yang diakses anak

Baca juga: YouTube Indonesia diminta tingkatkan seleksi konten di YouTube Kids


Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023