Nanning (ANTARA) - Di tengah hiruk pikuk para pekerja pelabuhan dan suara mesin yang berdengung, berbagai macam makanan laut (seafood) beku dimuat ke sejumlah kapal kargo menuju kawasan Asia Tenggara.

Menurut produsen makanan laut tersebut, Beihai Quality Aquatic Products Co., Ltd., yang berbasis di Kota Beihai, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China, pihaknya mencatat peningkatan penjualan ke negara-negara ASEAN sejak tahun 2022.

Shi Haiting, salah satu pejabat di perusahaan itu, mengatakan potensi ekspansi peluang ekspor perusahaannya di negara-negara anggota ASEAN itu, khususnya Malaysia dan Thailand, menerapkan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).

Beihai, basis pemrosesan dan ekspor produk akuatik terbesar di Guangxi sekaligus salah satu kota industri besar, mencatat permintaan yang kuat dari negara-negara anggota ASEAN untuk produk mekanik dan listrik, produk berteknologi tinggi, dan produk akuatik.

Sebagai pintu gerbang menuju ASEAN, Guangxi dengan cepat meningkatkan keterlibatannya dengan negara-negara ASEAN di berbagai sektor.

Berdasarkan data dari Bea Cukai Nanning, dalam 11 bulan pertama di tahun 2023 perdagangan Guangxi dengan ASEAN mencapai 293,06 miliar yuan atau sekitar 41 miliar dolar AS.

Angka tersebut meningkat 21,8 persen dibandingkan tahun 2022 dan lebih tinggi dari pertumbuhan perdagangan luar negeri Guangxi secara keseluruhan.

Volume perdagangan tersebut menyumbang 47,9 persen dari total perdagangan luar negeri Guangxi selama periode tersebut, dengan ekspor mencapai 209,14 miliar yuan dan impor sebesar 83,92 miliar yuan.

Pariwisata dan perdagangan lintas perbatasan antara Guangxi dan Vietnam juga berkembang pesat.

Di objek wisata air terjun lintas perbatasan Detian, yang memulai uji coba operasional pada pertengahan September lalu, arus pengunjung dari kedua sisi perbatasan terlihat menikmati pemandangan alam yang menakjubkan tersebut.

"Sejauh ini, kami telah menerima 96 grup wisata China dengan total pengunjung kurang lebih 1.000 orang serta 165 grup wisata Vietnam dengan pengunjung sekitar 2.600 orang," kata Li Bing, seorang manajer di perusahaan pengembangan pariwisata setempat.

Li menambahkan bahwa karena meningkatnya jumlah wisatawan; bisnis kuliner, akomodasi, dan hiburan pun bermunculan di sekitar objek wisata itu, sehingga memberikan vitalitas baru ke dalam perekonomian setempat.

Sementara itu, di bidang ekonomi digital, China-ASEAN Information Harbour Co., Ltd. yang didirikan di Nanning pada tahun 2016 memelopori transformasi digital dan kerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN.

Proyek perusahaan tersebut di bidang tata kelola digital, perusahaan, industri, dan teknologi komunikasi baru tersebar di Malaysia, Laos, Singapura, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

"Perusahaan kami memilih teknologi aplikasi internet yang canggih dan dapat diterapkan untuk berkolaborasi dengan negara-negara anggota ASEAN, mendorong transfer teknologi digital yang mutakhir ke luar negeri," kata Lu Dongliang, Ketua sekaligus Presiden China-ASEAN Information Harbor Co., Ltd.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023