Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-Bank Jakarta, Kamis pagi, naik mendekati level Rp9.000 per dolar AS menjadi Rp9.070/9.075 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.080/9.130 atau menguat 10 poin. "Rupiah sejak dua hari lalu terus menguat hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS, meski kenaikannya rata-rata tidak besar, namun positif pasar eksternal terus berlanjut," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Kamis. Menurut dia, rupiah pada pekan ini akan bisa menembus level Rp9.000 per dolar AS dan terus menjauhinya, karena adanya laporan The Fed yang menyatakan ekonomi AS tumbuh melambat dan akan segera menaikkan suku bunganya. Rencana kenaikan suku bunga AS pada Agustus nanti masih ada peluang bagi rupiah untuk terus menguat hingga berada di bawah level psikologis Rp9.000 per dolar AS, katanya. Ia mengakui rupiah memang sulit untuk bisa mencapai level di bawah Rp9.000 per dolar AS, karena berbagai hambatan masih menghadangnya, meski demikian sentimen pasar yang positip itu secara perlahan-lahan terus mendukungnya hingga ke level tersebut. "Kami optimis pasar masih memberikan ruang gerak bagi rupiah untuk bisa berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS, apalagi pelaku asing melihat ekonomi AS masih belum membaik," katanya. Rupiah, lanjutnya, juga harus mendapat dukungan dari pasar internal, namun kenaikan mata uang lokal hingga di bawah level Rp9.000 kurang disukai para eksportir. Meski demikian rupiah diperkirakan akan bisa mencapai level tersebut, setelah Bank Indonesia (BI) meminta perbankan untuk segera merestrukturisasi kembali rencana kerjanya dan segera meningkatkan penyaluran kredit, katanya. Menurut dia, dengan peningkatan kredit perbankan diperkirakan akan memberikan dukungan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan memicu sektor riil yang saat ini masih berjalan ditempat akan bisa bergerak, asalkan pemerintah segera memanfaatkan kelebihan dana subsidi BBM. Pemerintah perlu melakukan gerakan yang lebih cepat untuk mendorong ekonomi nasional berjalan lebih baik dan memanfaatkan peluang yang ada terutama di pasar ekspor seperti sepatu dan kayu lapis, ucapnya. Rupiah pada penutupan pasar nanti diperkirakan akan terus menguat yang menunjukkan sentimen pasar masih tetap positif, meski pasar saham regional saat ini tidak menentu seperti indeks Nikkei Jepang turun dan indeks Kospi Korea Selatan menguat. (*)

Copyright © ANTARA 2006