perdagangan halal Indonesia dari sisi nilai mengalami tren menurun, namun dari sisi volume terjadi peningkatan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan produk halal Indonesia yang diekspor mencapai 42,3 miliar dolar AS, sementara nilai produk halal yang diimpor mencapai 11,1 miliar dolar AS selama periode Januari hingga Oktober 2023.

Dengan perkembangan tersebut, total perdagangan produk halal Indonesia baik ekspor maupun impor selama Januari hingga Oktober 2023 mencapai 53,4 miliar dolar AS.

“Jadi dalam periode Januari sampai Oktober 2023 nilai total perdagangan halal Indonesia baik ekspor maupun impor kita mencapai 53,43 miliar dolar AS,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi saat publikasi kinerja ekspor produk halal Indonesia di Jakarta, Selasa.

Pria yang juga menjabat sebagai Koordinator Kelompok Kerja Indonesia Halal Export Incorporated mengungkapkan bahwa dari total tersebut, produk halal yang diekspor mencapai 42,3 miliar dolar AS, sementara nilai produk halal yang diimpor mencapai 11,1 miliar dolar AS.

Didi mengatakan perdagangan Indonesia dari sisi nilai mengalami tren menurun, namun dari sisi volume terjadi peningkatan. Menurut dia, turunnya nilai ekspor disebabkan oleh penurunan harga komoditas dan produk tertentu.

“Jika dibandingkan tahun sebelumnya, total perdagangan Indonesia pada tahun 2022 sebesar 75,49 miliar dolar AS, menurun 16,35 persen di tahun 2023 ini,” jelasnya.

Dia menyebut ekspor produk halal ditopang empat sektor yang berbeda. Pertama, sektor makanan olahan, dengan nilai mencapai 35,7 miliar dolar AS, melibatkan produk seperti minyak sawit, olahan ikan, pasta, cacao, waffles, dan wafer. Negara-negara tujuan utamanya termasuk RRT, India, Amerika, Pakistan, dan Malaysia.

Kedua, sektor farmasi menghasilkan ekspor senilai 546 juta dolar AS, mencakup obat-obatan kemasan ritel, vaksin, vitamin, dan antibiotik. Filipina, Jepang, Taiwan, Nigeria, dan Korea Selatan menjadi negara tujuan utama.

Ketiga, ekspor sektor kosmetik senilai 362 juta dolar AS melibatkan produk kosmetik, perlengkapan toilet, parfum, dan produk perawatan rambut dan shampo. Singapura, Malaysia, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Filipina menjadi negara penerima utama.

Keempat, sektor pakaian muslim, termasuk jersey, blouse, celana panjang, coats, dan t-shirt, menghasilkan ekspor senilai 6,6 juta dolar AS. Amerika, Jepang, Korea, Jerman, dan Kanada menjadi negara-negara yang menjadi tujuan utama produk ini.

Baca juga: Indonesia perkuat kerja sama produk halal dengan Tiongkok
Baca juga: Wapres ungkap minat pengusaha China danai produk halal RI


Ia menyampaikan promosi produk halal mulai sektor makanan olahan dan minuman sepanjang tahun 2023 sudah dilakukan di antaranya dengan mengikuti panggung THAIFEX Anugra Asia di Thailand hingga Malaysia International Halal Showcase, World Of Coffee and Chocolate Exhibition Riyald di Yunani hingga Japan International Seafood and Fisheries Expo di Korea Selatan.

Tak hanya itu, panggung fesyen internasional pun menjadi wadah untuk memperkenalkan pakaian muslim dari tanah air. Mulai dari deklarasi di New York Fashion Week hingga puncaknya di Paris dan London Fashion Week, serta perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week, Indonesia memancarkan keindahan dan kreativitas dalam mode muslim.

Tak berhenti di situ, produk halal Indonesia juga memperlihatkan kehadirannya di sektor kesehatan melalui partisipasi di Florida International Medical Expo di Amerika Serikat dan Arab Health di Dubai.

“Di tahun tahun ke depan kita mengharapkan impor produk halal itu semakin kecil karena kita ingin melakukan substitusi produk produk halal yang selama ini kita impor, ini juga salah satu untuk membantu gerakan konsumsi halal nasional,” ucap Didi.

Baca juga: Sucofindo dukung sertifikasi halal untuk mitra binaan produk komestik
Baca juga: Mendag: Adaptasi digital jadi kunci menghadapi tantangan perdagangan


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2023