Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Banda Aceh dan Japan International Cooperation Agency (JICA) mulai membahas rencana peringatan 20 tahun tsunami Aceh pada 2024 mendatang secara bersama yang terpusat di Banda Aceh sebagai sarana edukasi kebencanaan.

Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Wahyudi di Banda Aceh, Selasa, mengatakan Pemkot Banda Aceh menyambut baik dan mendukung penuh rencana JICA untuk menggelar kegiatan peringatan 20 tahun tsunami yang terpusat di ibukota Banda Aceh.

“Selama ini kegiatan peringatan tsunami merupakan kewenangan dari Pemprov, namun jika pihak JICA berencana menggelar di Banda Aceh mungkin bisa kita diskusikan juga dengan pihak Pemprov Aceh agar bisa kita ketahui apa saja yang menjadi tugas Pemkot dan tugas dari Pemprov,” kata Wahyudi.

Hal itu disampaikan saat menerima kunjungan JICA yang dipimpin Senior Representative JICA Ono Nozomo, bersama dua pejabat JICA yakni Kashihara Tomoko dan Yoshito Kikumori di Balai Kota Banda Aceh.

Baca juga: Peneliti USK temukan bukti tsunami purba di pesisir Aceh Besar

Baca juga: Museum Tsunami Aceh edukasi kebencanaan lewat pameran diorama


Wahyudi memberi apresiasi kepada JICA atas kerja sama selama ini yang telah terbangun dengan Pemkot Banda Aceh dan Pemerintah Aceh, melalui berbagai program kerjasama telah dilakukan.

Apalagi, Banda Aceh juga memiliki hubungan kerjasama Sister City dengan dua kota dari negeri Sakura itu, yakni Kota Kamaishi dan Kota Kota Higashi-Matsushima. Ia menilai kerjasama ini memiliki banyak manfaat bagi Banda Aceh maupun bagi Jepang.

Sehingga, dia berharap, ke depan Pemkot Banda Aceh dan JICA dapat terus meningkatkan kerjasama yang dapat diperluas dalam berbagai bidang.

“Tidak bisa kita pungkiri, JICA dan Jepang banyak membantu baik saat bencana maupun pasca tsunami dengan berbagai program. Ada hibah untuk bidang kesehatan, ada juga bantuan untuk infrastruktur,” ujarnya.

Sementara itu, Senior Representativ JICA Ono Nozomo mengatakan pihaknya datang ke Banda Aceh bertujuan membahas rencana peringatan 20 tahun tsunami yang akan digelar pada Desember 2024 di Banda Aceh.

Selain sebagai refleksi, tujuan dari kegiatan itu juga dimanfaatkan untuk sarana meningkatkan pengetahuan kebencanaan kepada masyarakat serta mengedukasi generasi penerus agar selalu siaga dan tangguh terhadap bencana.

Pada peringatan 20 tahun tsunami tahun depan, kata Ono, direncanakan juga akan mengikutsertakan para siswa sekolah dari Jepang, dimana mereka juga pernah merasakan dahsyat bencana tsunami di Jepang yang terjadi 2011 silam.

Menurutnya, pada momentum peringatan 20 tahun tsunami, menjadi sarana untuk melihat lebih dekat bagaimana perkembangan tentang kerjasama mitigasi bencana di Banda Aceh dan dilakukan evaluasi untuk kesempurnaan dari berbagai program kerjasama.

“Tentu kami ingin melihat sejauh mana perkembangan dari program-program yang telah kita lakukan. Kita pelajari apa saja yang masih kurang efektif dan soal kendala juga untuk kemudian kita diskusikan lagi untuk penyempurnaan,” ujar Ono.*

Baca juga: Peringatan Tsunami Aceh 26 Desember diusulkan jadi hari libur daerah

Baca juga: MS Jantho: Tanah bekas tsunami Aceh masih timbulkan sengketa waris

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023