Jakarta (ANTARA) - Ulama kondang Miftah Maulana Habiburrohman atau Gus Miftah membantah memberikan sejumlah uang untuk pondok pesantren, agar tidak memilih pasangan Anies-Muhaimin pada Pemilu 2024.

“Bukan saya yang amplopin Abah Kirun, malahan saya yang diamplopin sama panitia. Nitip untuk yayasan supaya diberikan kepada anak-anak pondok,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan Gus Miftah menanggapi beredarnya video dengan judul “Miftah tertangkap basah, diduga mau nyogok ke pesantren agar dukung capres 02, amplop dikembalikan”.

Terlihat dalam video tersebut, seniman kondang dari Jawa Timur Abah Kirun mengembalikan amplop ke Gus Miftah. Tak hanya itu, dalam video itu juga mengatakan Gus Miftah memberikan uang agar kiai atau tokoh agama yang hadir, tidak mendukung pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).

Gus Miftah merasa difitnah oleh akun Yotube tersebut, padahal dalam pertemuannya dengan Abah Kirun, itu terjadi pada tanggal 2 November di Hilalum Gajah, Kabupaten Demak dalam acara pengajian. Acara pengajian tersebut, dihadiri oleh Abah Kirun sebagai bintang tamu dan Gus Miftah sebagai pemberi ceramah.

“Bukan saya amplopin Abah Kirun, saya WA-an sama Abah Kirun ketawa-ketawa,” ujarnya.

Gus Miftah juga mengunggah dalam akun Instagramnya @gusmiftah, memberikan waktu untuk pemilik akun Youtube Indonesiana News TV menunjukkan niat baik.

“Untuk anda akun Youtube INDONESIANA NEWS TV, fitnah anda sudah keterlaluan dan melampaui batas. Saya tunggu niat baiknya atau dengan terpaksa saya saya menempuh jalur hukum,” tulis Gus Miftah diakun Instagramnya.

Sebelumnya, Gus Miftah juga difitnah dengan mengatakan Anies Baswedan tidak beretika.

“Padahal saya tidak pernah mengatakan itu, saya chattingan sama mas Anies Ketawa-ketawa, kata Mas Anies biasalah urusan politik,” ungkap Gus Miftah.

Baca juga: Pengamat: Dukungan Gus Miftah sangat efektif untuk Prabowo-Gibran 
Baca juga: Pengamat sebut Gus Miftah berikan dampak elektoral ke Prabowo-Gibran

Pewarta: Fauzi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023